Tari Saman, Mengalami Dilema Meski Sudah Mendunia

Tari Saman, Mengalami Dilema Meski Sudah Mendunia
Saman Summit 2012 dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wiendhu Nuryati. Foto: Ade Sinuhaji/JPNN
Sejak diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia tak benda tahun 2011 lalu, Tari Saman Gayo berkembang cukup pesat di Aceh, bahkan di Indonesia. Banyak bermunculan sanggar-sanggar yang juga mempelajari Saman. Dampaknya, terjadi sejumlah pergeseran dalam perkembangan yang ada.

Diakui Agus, pergeseran itu bukan masalah karena Saman Gayo di Aceh tetap saja seperti adanya dengan cirri khasnya yang tidak bisa disamai oleh penari dari luar Aceh.

Menurut Agus, pergeseran itu bisa dilihat dari segi penari. Di Gayo Lues tidak ada perempuan menarikan Saman, setelah keluar dari Aceh, Saman dibawakan oleh perempuan. Itulah bagian dari perkembangan Saman.

“Gerak Saman Gayo Lues juga sudah berkembang setelah di luar daerah. Namun tetap saja gerakan Saman yang dibawakan masyarakat Gayo Lues sulit ditiru, itu bakat alami. Contoh, gerak runcang (mengguncang badan),” jelasnya.

JAKARTA – Hentakan tangan, jentikan jari diiringi lantunan lagu dalam bahasa Aceh menggema di Plaza Museum Fatahillah, Jakarta Pusat, Jumat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News