Tarif MRT Dinilai Kemahalan

Tarif MRT Dinilai Kemahalan
MRT Jakarta (Dery Ridwansyah/ Jawa Pos)

"(Porsi aset) ini masih belum putus, masih bahas aset mana DKI Jakarta atau aset mana akan di MRT Itu menentukan terhadap subsidi," katanya.

Saat ini, besaran tarif masih dikaji oleh Pemprov DKI Jakarta. Keputusan besaran tarif ditargetkan rampung tahun ini.

"Diputuskan Insya Allah tahun ini karena akan diajukan pemerintah ke APBD 2019," ujarnya. Sebagai informasi, MRT rute Lebak Bulus - Bundaran HI akan mulai beroperasi pada Maret 2019.

Sementara itu Direktur Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas, MRT menargetkan dapat mengangkut 173.400 penumpang setiap harinya.

Namun, diprediksi target itu baru akan tercapai lima tahun setelah beroperasi. Itu pun tergantung pada ketertarikan penumpang terhadap MRT yang didasari pada tarif yang ditentukan.

"Sangat tergantung dengan tarif yang diberlakukan. Kalau tarif di atas Rp 10 ribu per penumpang, tidak akan banyak yang menggunakannya. Kalau di bawah Rp 10 ribu itu baru akan banyak," ujar Darmaningtyas.

Darmaningtyas memprediksi jumlah penumpang MRT 1.900 untuk sekali angkut atau 173.400 per hari tidak akan tercapai dalam waktu dekat.

Agar target itu tercapai, MRT pasti memiliki tarif yang berbeda dengan KRL dan Transjakarta. Perbedaan tarif itu akan menentukan minat atau tidaknya calon penumpang untuk berpindah haluan.

Usulan tarif Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta sebesar Rp 13 ribu dinilai masih kemahalan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News