Tarik Pungli Jelang UN, Kepsek Terancam Dipecat
Namun Duisal mengaku baru sebatas kesepakatan dengan Komite Sekolah. “Belum ada orang tua murid yang menyetorkan ke sekolah," tepis Dusial.
Dia mengaku keterlambatan pencairan BOS saat sangat mempengaruhi operasional sekolah. Apalagi saat ini, lanjut Dusial, pihak sekolah sementara menghadapi serangkaian kegiatan yang membutuhkan biaya mulai dari simulasi, ujian sekolah, ujian sekolah berbasis nasional dan ujian nasional.
“Kegiatan ini berentetan dan butuh pembiayaan tinggi. Sementara kami hanya bisa berharap pihak Komite Sekolah," tutupnya.
Sementara Kadis Dikbud Malut Imran Jakub mengaku sudah mendapat informasi secara lisan mengenai kasus yang terjadi di SMA Negeri 6 Kota Ternate.
Imran sendiri tak mau tahu dengan alasan pihak sekolah sekalipun dana BOS belum cair sampai saat ini.
“Tidak ada alasan apapun menarik pungutan di sekolah. Apalagi untuk ujian,” tandasnya saat ditemui Malut Post (Jawa Pos Group) di halaman parkir Masjid Almunawwar, kemarin.
Sebaliknya, Imran mengancam akan mencopot Duisal dari jabatan Kepsek apabila tetap menarik pungutan.
“Kalau terbukti akan ada sanksi tegas sampai setingkat pemberhentian jabatan," tegas Imran.
Keterlambatan penyaluran dana bantuan operasional sekolah (BOS) memunculkan praktik pungutan liar (pungli).
- Berdialog dengan Serikat Buruh, Pj Bupati Bogor Terima Laporan Soal Pungli ke Pencari Kerja
- Sahroni Minta Polda Metro Jaya Bantu Dishub DKI Tertibkan Parkir Liar yang Meresahkan
- Sandiaga Uno: Tindak Tegas Pungli di Tempat Wisata
- Talkshow Menjadi Netizen yang Bijak dalam Bermedia Sosial Sukses Digelar di Ternate
- KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungutan Liar di Rutan
- Mbak Rerie Minta Permasalahan Pungli dan Sampah Menumpuk di Lokasi Wisata Harus segera Diatasi