Taruna ATKP Makassar Tewas, Dibilang Jatuh di Kamar Mandi

Taruna ATKP Makassar Tewas, Dibilang Jatuh di Kamar Mandi
Aldama Putra. Foto: ss - Fajar Online

Lututnya lemas. Kepalanya tertunduk menahan air mata. Pikirannya kalut. Ia terduduk di samping petinggi kampus anaknya. Meski begitu, ia mencoba menguatkan diri saat logikanya telah kembali. "Saya mau lihat anak saya," ucapnya dengan nada bergetar.

Pihak kampus mengantarkan Daniel ke kamar jenazah anaknya. Tubuh buah hatinya itu sudah kaku.

Kulit anaknya telah pucat. Kepala pun sudah diikat tali kafan. Kenangan terakhir bersama anaknya melintas tanpa permisi.

BACA JUGA: Taruna ATKP Makassar Tewas Dihajar Senior, Kemenhub Bakal Bertanggung jawab?

"Seandainya saja saya masih bisa mendapatkan sepatah kata atau isyarat terakhir dari anak saya waktu itu. Paling tidak, hanya dengan gerakan tangan atau jarinya, saya bisa tahu apa (keinginan) yang mau diucapkannya," sesal Daniel yang bercerita di hadapan kerabatnya yang datang melayat.

Pasalnya, kata Daniel, anaknya sudah tak bernyawa setibanya di sana. Ia menduga, anaknya meninggal dalam perjalanan atau bahkan sebelum dilarikan ke RS. Penyebabnya, tentu saja bukan seperti yang digembar-gemborkan pihak kampus.

Logika Daniel tak mau percaya begitu saja pada pernyataan pengasuh kampus anaknya. Setelah memeriksa sendiri jenazah Aldamar, ia mendapati luka-luka di sekujur tubuhnya.

Bagian wajahnya lebam. Bekas pukulan cukup membekas di perut bagian kanan Aldama. Bahu dan lengan kanannya juga terbalut luka-luka serius bekas tonjokan.

Seorang Taruna ATKP Makassar Aldama Putra tewas setelah mengalami penganiayaan yang dilakukan seniornya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News