Tawarkan Ginjal demi Biaya Sekolah Anak, Minta Maaf ke Istri

Tawarkan Ginjal demi Biaya Sekolah Anak, Minta Maaf ke Istri
Herman, Anisa dan Fitrianti di rumah mereka. Foto: Kris Samiadji/Sumeks/JPNN.com

Fitrianti sesekali mengajar ngaji, juga mengambil upahan sebagai tukang pijat keliling di sekitar tempat tinggalnya.

Sedangkan Andre, anak tertua mereka yang baru lulus sekolah kini bekerja di salah satu restoran di Jl Angkatan 45, Palembang.

“Kalau masalah nilai dan prestasi, anak-anak kami membanggakan. Mereka tahu kondisi orang tuanya sehingga semangat belajar,” jelas dia.

Hanya saja, untuk melanjutkan ke pendidikan, mereka terbentur biaya. Contohnya Andre yang ditolak kuliah di salah satu perguruan tinggi di kawasan Bukit Besar karena tidak punya biaya masuk.

“Pernah juga anak kami ditawari kerja, tapi harus siapkan uang Rp200 juta. Dari mana kami punya uang sebanyak itu?” ujarnya lirih.

Mereka beruntung punya tetangga dan ketua RT yang sangat peduli. “Terkadang mereka beri bantuan, bahkan membiayai sekolah salah satu anak kami,” tutur Fitrianti dengan mata berkaca-kaca.

Melihat istrinya bercerita panjang lebar, Herman lebih banyak diam dan mengamini. Namun dia mengakui hendak menjual ginjalnya.

Ketika dia berjalan kaki selama dua jam, ada dua pengendara bermotor yang memberinya uang. Banyak pula yang memberinya semangat.

Beredar foto seorang pria yang berkeinginan menjual ginjalnya untuk biaya sekolah sang anak. Seperti apa kehidupan keluarganya?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News