Teh Botol

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Teh Botol
Puan Maharani. Foto: Ricardo/JPNN.com

Iklan itu populer sejak awal 2000-an dan sampai sekarang masih tetap dikenal orang. Iklan ini pernah diplesetkan dengan menampilkan bintang iklan comotan manusia kanibal Sumanto.

Warga Purbalingga Jawa Tengah itu ditangkap polisi karena kedapatan melakukan ritual aneh, yaitu menggali kubur dan mengambil jenazah untuk dimakan dagingnya. Ritual seram ini dilakukan untuk mengamalkan ilmu klenik supaya mendapatkan kesaktian tertentu.

Praktik kanibalisme ini menggegerkan publik. Sumanto kemudian diadili dan divonis lima tahun penjara. Sumanto menjadi notorious, tercemar dan terkenal.

Nama dan fotonya dikenal banyak orang. Lalu, ada yang iseng membuat iklan lucu memajang wajah Sumanto dengan memegang botol minuman dan narasinya berbunyi ‘’Apapun Makanannya, Minumnya Tetap Teh Botol’’.

Ada juga yang memelesetkan "tebotol" menjadi akronim "telmi, bodoh, tolol". Telmi artinya telat mikir. Sudah telat mikir, bodoh, dan tolol lagi. Lengkap sudah kedunguannya.

Plesetan itu lucu dan mengena. Apalagi kalau sekarang dikaitkan dengan politik.

Mungkin Bambang Pacul juga pernah melihat iklan plesetan itu. Namun, mungkin dia tidak bermaksud mengatakan bahwa ada kanibalisme dalam persaingan politik menuju pilpres 2024. Atau ada kader yang dianggapnya "tebotol".

Yang terjadi tentu ada banyak kanibalisme politik. Namanya juga politik. Saling bersaing dan saling jegal sesama teman adalah hal yang lazim terjadi.

Dan itu berarti juga bahwa Puan sudah tidak lagi menjadi teh botol. Namun, mudah-mudahan Puan juga tidak termasuk dalam kategori tebotol.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News