Teka-Teki Koalisi Capres dan Cawapres

Teka-Teki Koalisi Capres dan Cawapres
Pengamat Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. Foto: Dokpri for JPNN.com

Di samping itu, beliau punya modal suara akar rumput (grassroot), representasi santri dan NU.

Nah, track record Mahfud yang panjang itu diharapkan mampu menutupi kelemahan Jokowi soal pengelolaan isu-isu Umat dan kebangsaan. Namun ada persoalan dan kelemahan, karena Mahfud bukan dari Parpol, apakah Mahfud bisa diterima ditataran level elite partai koalisi pendukung Jokowi, akan-kah mendapat restu dari Megawati?

Lalu bagaimana dengan figur ulama kharismatik yakni Ma'ruf Amin? Beliau belakangan mulai diperhitungkan oleh poros koalisi gerbong Jokowi, representasi kelompok Umat Islam, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), selama ini terkesan tegas dan tidak memusuhi umat, mengayomi dan ulama cukup menyejukkan politik kebangsaan, sangat bijak, ulama yang di tengah.

Sosok figur Ma'ruf Amin dibutuhkan Jokowi dalam maintenance prolem ke-umatan. Kalau tidak terjadi split ticket voting maka grasroot NU dan PKB besar kemungkinan bulat memilih Ma'ruf Amin. Selain itu, kelebihan Ma'ruf Amin yaitu berbedanya ceruk basis segmen pemilihnya dengan Jokowi, sehingga mampu mendulang elektoral bagi Jokowi.

Sosok yang saling melengkapi dan mampu menambal sisi kelemahan Jokowi. Jokowi penting mengambil sosok ulama, santri dan tokoh umat, dalam rangka membendung/ netralisir menguatnya sintimen politik entitas agama dan etnis belakangan ini.

Sosok Moeldoko belakangan mulai diperhitungkan menjadi cawapres Jokowi. Moeldoko pernah menjadi panglima TNI, chemestry mungkin sudah terbaca oleh Jokowi sejak Moeldoko diangkat menjadi Kepala Staf Kepresidenan.

Figur yang tegas, loyal, efektif dan efisien, jejaringnya di dunia militer sangat dibutuhkan Jokowi, walaupun beliau sudah pensiun namun kekuatan infrastruktur dan suprastrukturnya di militer tentu masih ada. Terutama mengamankan dan menarik faksi/gerbong jenderal yang kontra/berseberangan terhadap Jokowi.

Muhammad Zainul Majdi (TGB) termasuk menarik dicermati, sosok figur yang terbilang sempurna, ulama sekaligus success strory Gubernur NTB dua periode. Selama ini beliau terafiliasi ke kelompok kanan, termasuk alumni 212 yang mendapat empati dari kelompok umat Islam.

Seandainya Jokowi memainkan strategi politik bumi hangus maka ada potensi Jokowi gandeng Mahfud MD dan Ma'ruf Amin, tidak mengambil cawapres dari tokoh parpol.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News