Tekan Kasus Stunting, YAICI Edukasi Gizi Langsung ke Masyarakat

Tekan Kasus Stunting, YAICI Edukasi Gizi Langsung ke Masyarakat
YAICI saat melakukan edukasi gizi langsung ke masyarakat. Foto: Dok YAICI

“Misalnya mengolah sayur, masyarakat di sini terbiasa mengolah sayur dengan cara dibening (direbus/ tumis). Jadi menunya tidak beragam dan anak-anak akan bosan, padahal bisa dibuat sayur santan,” jelas Sumartin, PC Muslimat NU Timor Tengah Utara.

Ia juga menambahkan, perkembangan teknologi saat ini juga telah memudahkan informasi, hanya saja yang masih perlu ditingkatkan adalah kemampuan masyarakat dalam memahami informasi yang diterima melalui televisi dan sosial media.

Di Kota Langkat, Medan, ditemukan satu desa dengan sebagian besar hasil pengukuran tinggi dan berat badan balita rendah.

Setelah didamping kader posyandu dan melakukan kunjungan ke rumah masyarakat yang memiliki balita di Paya Mabar. Hasilnya, rata-rata balita tidak diimunisasi karena orang tua beranggapan anaknya akan menjadi sakit.

Anak-anak juga tidak minum susu karena orang tua beranggapan susu dapat menyebabkan anak sakit perut.

"Yang lebih mengkhawatirkan lagi, orang tua juga tidak memperhatikan asupan anak pada saat MPASI, dan di saat anak berusia satu tahunan, sudah dibiarkan mengkonsumsi makanan dan minuman ringan dari pedagang keliling,” beber Arif Hidayat.

Sementara, dalam kunjungan ke Pekanbaru awal Juli kemarin, ditemukan keluarga-keluarga penerima program keluarga harapan mendapatkan paket sembako yang didalamnya terdapat produk susu kental manis.

“Di Rumbai Barat, yang memang sebagian besar masyarakatnya penerima PKH, tadinya tidak mengkonsumsi kental manis. Namun, karena di dalam paket sembako yang diterima terdapat produk kental manis, akhirnya malah jadi konsumsi harian anak-anak,” pungkas Arif.

Ketua Harian YAICI Arif Hidayat meminta pemerintah dapat menyelenggarakan program-program untuk pencegahan stunting dengan melihat akar permasalahan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News