Teliti Gangguan Seksual Para Perempuan Pengantin Baru, Kayika Raih Gelar Doktor
Mencari Data di Delapan KUA, Rayu Responden lewat Seminar
Rabu, 13 Juli 2011 – 08:08 WIB
Kayika menambahkan, budaya yang berkembang di masyarakat kita masih memandang tabu kegiatan mengonsultasikan persoalan disfungsi seksual. "Terutama bagi perempuan," ujar dia. "Karena itu, penelitian saya tersebut lebih berfokus pada disfungsi seksual pada perempuan pengantin baru," ungkap dia.
Dalam penelitian itu, Kayika menggunakan 94 perempuan yang akan menikah sebagai responden. Bagaimana cara dia mengumpulkan puluhan perempuan itu" Kayika menyatakan menggali data dari delapan KUA (kantor urusan agama) di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Demi penelitian itu, Kayika mendampingi seluruh repondennya hingga tiga bulan setelah menikah.
Kala menggali data dari para responden, Kayika juga menemukan hambatan. "Mereka cenderung tertutup. Tapi, itu sudah dipertimbangkan," terang dia.
Cara mengatasinya, Kayika mengumpulkan seluruh reponden dalam sebuah seminar. Di acara tersebut, dia meyakinkan para responden itu bahwa informasi yang mereka berikan bisa mengatasi persoalan seksual orang lain. "Akhirnya, mereka bersedia," kata dia. Para responden itu akhirnya bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan Kayika tentang urusan hubungan ranjang setelah mereka menikah.
Perempuan yang baru saja menikah alias pengantin baru, ternyata, rawan terkena disfungsi seksual (gangguan seksual). Hal itu terungkap dari penelitian
BERITA TERKAIT
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri