Teliti Gangguan Seksual Para Perempuan Pengantin Baru, Kayika Raih Gelar Doktor

Mencari Data di Delapan KUA, Rayu Responden lewat Seminar

Teliti Gangguan Seksual Para Perempuan Pengantin Baru, Kayika Raih Gelar Doktor
dr I Putu Gede Kayika SpOG. Foto : M Hilmi Setiawan/Jawa Pos

Berbekal hasil penelitian tersebut, Kayika mengharapkan perempuan lebih giat lagi berkonsultasi tentang seks sebelum menikah. Konsultasi itu dilakukan untuk menggali apakah perempuan yang bersangkutan pernah mengalami trauma seksual atau depresi. Sebab, jelas Kayika, faktor tersebut bisa diselesaikan dengan bantuan psikolog atau psikiater.

Berapa lama? Kayika tidak bisa menentukan lamanya. "Waktu penyembuhan relatif. Bergantung seberapa besar trauma atau depresi yang pernah dialami," tegas dia.

Kayika mengingatkan, semakin cepat diketahui, faktor-faktor yang bisa memicu disfungsi seksual tersebut bisa segera ditangani. Kayika juga mengharapkan perempuan bisa menyelesaikan persoalan itu sebelum menikah. Dengan begitu, peluang munculnya disfungsi seksual setelah menikah bisa ditekan. Dia berpandangan bahwa hubungan seks dalam rumah tangga merupakan unsur penting untuk meningkatkan hubungan dan kualitas hidup.

   

Kayika juga berpesan supaya pemerintah lebih gencar mengampanyekan kesadaran masyarakat untuk menata kesehatan seksual sebelum menikah. Pemerintah, menurut dia, masih memegang peran penting dalam persoalan itu. Sebab, layanan konsultasi pranikah sampai saat ini masih tersebar di kota-kota besar. Ke depan, setiap petugas KUA diharapkan memegang brosur tentang cara mengatasi disfungsi seksual, terutama pada perempuan. (c11/kum)

Perempuan yang baru saja menikah alias pengantin baru, ternyata, rawan terkena disfungsi seksual (gangguan seksual). Hal itu terungkap dari penelitian


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News