Teliti Gangguan Seksual Para Perempuan Pengantin Baru, Kayika Raih Gelar Doktor

Mencari Data di Delapan KUA, Rayu Responden lewat Seminar

Teliti Gangguan Seksual Para Perempuan Pengantin Baru, Kayika Raih Gelar Doktor
dr I Putu Gede Kayika SpOG. Foto : M Hilmi Setiawan/Jawa Pos

Kedua, disfungsi seksual yang dia sebut sebagai gangguan kebangkitan seksual atau aruasal. Secara sederhana, dia menjelaskan bahwa perempuan yang mengalami disfungsi seksual jenis itu tidak mudah terangsang. "Sudah lama dirangsang, tetapi tidak basah-basah (tidak terjadi lubrikasi atau perlendiran vagina, Red)," terang dia.

Ketiga, disfungsi seksual yang berwujud gangguan orgasme. Perempuan dengan disfungsi seksual jenis itu saat melakukan sanggama atau coitus tidak bisa menikmati puncak hubungan intim.

Keempat, disfungsi seksual berupa nyeri seksual. Kayika menuturkan, perempuan yang mengalami nyeri seksual itu tidak bakal bisa mencapai orgasme. "Selama berhubungan intim, perempuan hanya merasakan kesakitan," papar dia.

Dari empat bentuk disfungsi seksual tersebut, Kayika menetapkan dua biang keladi yang dominan. Pertama, perempuan itu sebelum menikah pernah mengalami trauma seksual. Kedua, perempuan tersebut mengalami depresi. "Mengalami salah satu saja di antara dua faktor itu berisiko disfungsi seksual," ucap dia.

Perempuan yang baru saja menikah alias pengantin baru, ternyata, rawan terkena disfungsi seksual (gangguan seksual). Hal itu terungkap dari penelitian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News