Teman Dubai

Oleh: Dahlan Iskan

Teman Dubai
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tentu usaha untuk meredakannya selalu ada. Amerika sudah 12 kali menginginkan pertemuan tingkat pejabat tinggi. Tetapi Tiongkok selalu menolak. Praktis, sejak kunjungan malam-malam ketua DPR (waktu itu) Nancy Pelosi ke Taiwan tidak ada lagi kontak antar pejabat tinggi kedua negara.

Dialog Shangri-La awalnya diharapkan menjadi jembatan baru. Dialog itu bisa meredakan ketegangan. Yang muncul di panggung justru pernyataan-pernyataan tajam dari kedua menteri pertahanan.

Jenderal Austin juga memberikan sinyal bahwa Amerika akan terus meningkatkan kehadirannya di Asia Timur. Baik langsung maupun lewat koordinasi dan latihan militer sesama teman di kawasan itu. Maksudnya: Korea Selatan, Jepang, Australia, dan mungkin Filipina.

Tiongkok pun menganggap itu sebagai langkah untuk membangun semacam NATO di Asia.

Sulitnya, Amerika Serikat sendiri menghadapi Pilpres. Sulit meredakan isu di suasana menjelang Pemilu.

Bagaimana dengan orang Taiwan sendiri?

Mereka sebenarnya tidak mau perang. Mungkin hanya 10 persen yang ingin Taiwan merdeka. Sebaliknya sedikit juga yang mau Taiwan gabung ke Tiongkok. Mungkin hanya 20 persen.

Selebihnya, yang 70 persen, ingin begini-begini saja: tidak merdeka, juga tidak menjadi bagian Tiongkok.

BARU kali ini dua menteri pertahanan yang berseteru itu bertemu: di Singapura. Hanya bersalaman. Sempat saling tersenyum. Tidak bisa saling berbicara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News