Siswi Korban Intimidasi Sang Guru

Teman Sekolah Menangis Histeris saat Lihat Jasad Amel

Teman Sekolah Menangis Histeris saat Lihat Jasad Amel
Amel saat dirawat di RSUD Kota Padangsidimpuan didampingi ayahnya Ahda Yanuar Nasution, Selasa (4/4) lalu. Kini, Amel telah meninggal dunia. Foto: Oriza Pasaribu/Metro Tabagsel/JPG

Dia berharap pihak kepolisian menindak oknum guru yang sudah mengintimidasi korban bersama dirinya dan seorang rekannya bernama Rini. “Saya berharap agar guru itu ditindak secepatnya, gara-gara intimidasi itu, kawan saya minum racun,” tegasnya.

Keluarga pun berencana menempuh jalur hukum dengan membuat pengaduan ke kantor polisi. Timbul Simanungkalit, Direktur Eksekutif Yayasan Burangir, Senin (10/4) mengatakan, laporan tersebut rencananya dilakukan setelah selesai pemakaman korban.

”Yayasan Burangir akan langsung memberikan perlindungan hukum dengan mendampingi pihak keluarga untuk membuat laporannya ke kantor polisi,” katanya.

Timbul menambahkan, saat ini pihaknya sudah mengumpulkan sejumlah saksi guna melengkapi laporan ke kantor polisi. Dua saksi korban, yaitu Iddiya Anur dan Rini akan menjadi saksi pelapor ke kantor polisi.

”Keduanya rencananya akan menjadi saksi pelapor, karena mereka dan korban sama-sama mendapatkan tindakan intimidasi dari guru,” tegasnya.

Timbul menilai, Amelya tidak akan nekat minum racun jika sejumlah oknum guru di SMK Negeri 3 Kota Padangsidimpuan tidak melakukan intimidasi.

Diketahui, sejumlah oknum guru mengintimidasi korban dan dua orang rekannya dengan menakuti akan dipenjara 4 tahun dan denda Rp750 juta, apabila tidak menghapus status di media sosial.

Kasus ini juga memantik reaksi Wakil Wali Kota Padangsidimpuan, Muhammad Isnandar Nasution. Dia meminta kepolisian segera mengusut pelaku intimidasi terhadap Amel.

Meninggalnya Amelya Nasution, 19, siswi SMK Negeri 3 Padangsidimpuan masih menyisakan duka yang sangat mendalam bagi teman-teman sekolahnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News