Temuan Kemenkominfo soal Buzzer di Balik Hoaks tentang Papua

Temuan Kemenkominfo soal Buzzer di Balik Hoaks tentang Papua
Tampak masih ada asap mengepul di Kota Jayapura. Foto: Antaranews.com

jpnn.com, JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Ferdinandus Setu mengungkapkan bahwa hoaks terkait gejolak di Papua dan Papua Barat masih sangat masif. Menurutnya, ada lebih dari 300 ribu tautan hoaks soal Papua selama periode 18 - 30 Agustus 2019.

Ferdinandus mengatakan, penyebaran hoaks soal Papua juga melibatkan buzzer. Belakangan gerakan buzzer untuk menyebarkan hoaks tentang Papua kian masif.

"Awal mula di Senin dan Selasa pekan lalu masih berupa perseorangan. Namun, belakangan ini, isu ini (gejolak di Papua) diakumulasi, dikuatkan oleh buzzer-buzzer yang terkoneksi satu sama lain," ujar Ferdinandus kepada awak media di Jakarta, Jumat (30/8).

BACA JUGA: Solusi Mardani PKS Untuk Mengatasi Krisis Papua

Lebih lanjut Ferdinandus menjelaskan, para buzzer itu membuat twit soal Papua, saling membalas dan mengomentarinya, serta menyebarkannya. “Sehingga terjadi tren dan cukup viral di media sosial," lanjut dia.

Saat disinggung kemungkinan hoaks bersumber dari luar negeri, Ferdinandus belum bisa menjelaskan. Dia hanya menegaskan, penegak hukum akan menindak siapa pun yang menyebarkan hoaks.

"Bukan dari mana sumber hoaks itu berasal, tetapi konten hoaksnya mau dari luar, dari dalam, tindakan yang diambil Kemenkominfo sama, yakni memblokir kontennya, akunnya dan kemudian kalau di dalam negeri proses penegakan hukumnya. Kami bekerja sama dengan Polri untuk proses penegakan hukumnya," tegasnya.

BACA JUGA: Ngabalin Sebut Fadli Zon Baru Bangun atau Mengigau

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat hoaks terkait gejolak di Papua dan Papua Barat masih sangat masif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News