Temukan Teknik Baru untuk Memprediksi Erupsi Gunung Berapi

Temukan Teknik Baru untuk Memprediksi Erupsi Gunung Berapi
Temukan Teknik Baru untuk Memprediksi Erupsi Gunung Berapi

jpnn.com - SYDNEY - Selama ini, untuk mengetahui tanda-tanda sebuah gunung berapi bakal meletus biasanya ilmuwan memonitor perubahan temperatur gas, air, hingga  aktivitas gempa vulkanik. Namun, hasil penelitian para ilmuwan yang dimuat dalam Jurnal Nature pekan ini menunjukkan magma dalam jumlah besar yang terdeteksi di dalam sebuah gunung berapi menyiratkan semakin dekatnya letusan.

"Kami mencoba memahami seberapa panas magma saat disimpan. Magma harus bersuhu lebih dari 750 celsius agar kelekatannya cukup rendah, hingga bisa mengalir keluar,"  ungkap Dr Adam Kent dari Oregon State University, Amerika Serikat, seperti dilansir laman ABC, Selasa (18/2).

Kesimpulan itu didapatkan Kent dan rekannya, Dr Kari Cooper dari University of California, setelah melakukan penelitian sejarah suhu bagian penampung magma Gunung Hood, sebuah gunung berapi aktif setinggi 3.429 meter di Pegunungan Cascade, Oregon.

Salah satu yang memberi pengaruh besar terhadap proses-proses yang mengakibatkan letusan gunung adalah kondisi penyimpanan magma. "Kebanyakan gunung berapi tidak meletus sepanjang magma. Banyak yang menyimpan magma atau sisa magma yang mendingin di bawah tanah dalam waktu lama, terkadang hingga ratusan ribu tahun," lanjutnya.

Kent dan Cooper ingin mengetahui berapa lama magma disimpan di bawah tanah dan juga berapa lama magma tersebut bisa membuncah keluar. "Ada magma dingin dan kaku terletak sekitar lima kilometer di bawah Gunung Hood. Tiba-tiba, magma baru yang lebih panas naik dan bercampur dengannya, memanaskan semuanya, memudahkan patahan-patahan bergerak ke permukaan," jelasnya.

Mereka meneliti magma beku dari dua letusan Gunung Hood, yakni dari letusan yang terjadi 220 tahun lalu dan satunya lagi dari 1500 tahun lalu. Mineral utama yang mereka teliti adalah plagioclase yang merupakan mineral paling banyak dimuntahkan gunung tersebut.

Kent dan Cooper kemudian mendapati kristal-kristal yang dimuntahkan dalam magma Gunung Hood berusia 100 ribu tahun. Suhu bisa diketahui melalui komposisi bahan kimia kristal tersebut.

"Kami mendapati bahwa di Gunung Hood jarang sekali terjadi penyimpanan magma dalam suhu yang cukup tinggi hingga bisa membuncah ke luar. Ini terjadi paling banyak 12 persen, dan lebih mungkin satu persen dari total waktu magma disimpan," pungkasnya.(esy/jpnn)

SYDNEY - Selama ini, untuk mengetahui tanda-tanda sebuah gunung berapi bakal meletus biasanya ilmuwan memonitor perubahan temperatur gas, air, hingga 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News