Tenaga Kesehatan di Indonesia Berjuang Antara Selamatkan Pasien dan Keluarga Sendiri

Tenaga Kesehatan di Indonesia Berjuang Antara Selamatkan Pasien dan Keluarga Sendiri
Tes usap (swab test) COVID-19 dengan cara tes anal dilakukan terhadap warga yang menjalani karantina di China. (AP: Mark Schiefelbein)

Sementara dirinya masih melakukan praktek dari rumah dan selalu berhati-hati dengan protokol kesehatan.

"Saya punya keyakinan bahwa suatu saat akan terjangkit COVID, karena kurang disiplin dengan protokol kesehatan dan juga berinteraksi dengan komunitas yang tidak taat protokol kesehatan." tambah Dr Aminah lagi.

Dr Aminah yang berpengalaman menangani masalah kesehatan di medan konflik di luar negeri menegaskan Indonesia sudah seharusnya menyatakan negara dalam keadaan darurat COVID-19, sehingga protokol kesehatan lebih diperketat.

"Banyak sekali hambatan untuk menerapkan protokol kesehatan. Pengawasan yang tidak ketat," katanya

"Orang banyak yang melakukan kegiatan seperti biasa, berkerumun. Harusnya ada hukuman yang tegas bagi mereka yang tidak mematuhi." katanya.

Dr Aminah mengatakan kampanye 5 M, yakni mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumuman, dan membatasi mobilisasi harus betul-betul serius dilakukan.

"Ini harus menjadi gaya hidup sekarang, bukan dilihat sebagai penderitaan. Ini semua harus kita terima, alam sedang berubah dan manusia juga harus menyesuaikan diri," jelasnya.

Melihat hampir ambruknya sistem layanan kesehatan di berbagai rumah sakit di Indonesia, Dr Sri Aminah mengatakan dia bersama dengan kelompok relawan yang ada di Yogyakarta sedang berusaha membuat tempat isolasi mandiri yang bisa digunakan oleh pasien COVID yang tidak tertampung di rumah sakit.

Sudah tiga bulan dokter muda Nadhira Anindita Ralena dikarantina di salah satu tower di kawasan Wisma Atlet Kemayoran Jakarta

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News