Tenaga Kesehatan di Indonesia Berjuang Antara Selamatkan Pasien dan Keluarga Sendiri
Sudah tiga bulan dokter muda Nadhira Anindita Ralena dikarantina di salah satu tower di kawasan Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.
Dr Dita mengatakan sehari-hari ia bisa merawat sekitar 150 pasien yang dirawat di rumah sakit darurat di wisma tersebut.
"Sebelum tahun baru, Tower 6 dan 7 Wisma Atlet menampung sekiranya 1.000-an pasien. Lepas tahun baru, 2.500 pasien hampir terlampaui," kata dr Dita.
"Peningkatan penumpukan pasien COVID itu nyata sekali di rumah sakit dan itu membuat tenaga kesehatan kelelahan."
"Sejawat saya mulai kelelahan, bahkan ada yang jatuh sakit. Jumlah pasien terus meningkat dengan jumlah tenaga kesehatan yang malah berkurang. Kami benar-benar jungkir balik dua minggu ini." katanya lagi.
Photo: Dr Nadhira Anindita Ralena menjalani karantina di Rumah Sakit Darurat COVID Wisma Atlet Kemayoran selama tiga bulan di tengah pekerjaannya di sana. (Koleksi pribadi)
Dr Dita, yang menamatkan sarjana kedokterannya dari University of Melbourne mengimbau agar masyarakat Indonesia menanggapi COVID-19 dengan serius.
"Di rumah sakit, dampak COVID itu tidak ke pasien saja, tapi juga orang-orang yang bekerja untuk pasiennya," kata Dita kepada ABC Indonesia.
Sudah tiga bulan dokter muda Nadhira Anindita Ralena dikarantina di salah satu tower di kawasan Wisma Atlet Kemayoran Jakarta
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23
- DPRD Minta Wisma Atlet Difungsikan untuk Tampung Warga Kampung Bayam
- Pempus Disebur Bakal Hibahkan Wisma Atlet ke Jakarta
- 389 PPPK 2023 Terima SK, Semuanya Tenaga Kesehatan
- Kemenkes Butuh 5.500 Tenaga Kerja untuk 4 RS Baru Milik Pemerintah
- Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia