Teras Masjid dengan Selera Restoran Berbintang

Teras Masjid dengan Selera Restoran Berbintang
Teras Masjid dengan Selera Restoran Berbintang
Sebidang lahan seluas 1.200 meter persegi bekas ladang minyak dipilih untuk lokasi pembangunan masjid ini. Sebagian besar biaya pembangunan yang mencapai 3 juta euro "setara dengan sekitar Rp 43 miliar" merupakan sumbangan Raja Maroko Mohamed VI. Selebihnya hasil donasi para warga Maroko di Prancis.

Salah satu hal yang menyemangati pembangunan Grande Mosqu"e de Saint-Etienne adalah upaya mengubah stigma tentang bentuk bangunan tempat ibadah umat Islam di Saint-Etienne. Yakni, kebanyakan musala di kota ini yang bentuknya begitu sederhana sehingga disebut "masjid gudang" . Sebutan itu mengacu pada kondisi musala yang biasanya memang terletak di basemen bangunan. Tidak ada penanda apa pun. "Kami bangga kota ini akhirnya mempunyai masjid akbar semacam ini," lanjut Larbi Marchiche. Apalagi, ke depan, kompleks masjid ini juga akan dilengkapi sekolah dan gedung konferensi.

Masjid ini awalnya diperkirakan selesai pada 2005. Namun, pada praktiknya, hingga saat ini masjid tersebut masih dalam proses penggarapan. Apalagi, tahun lalu masjid ini sempat terbakar. Penyebab musibah kebakaran itu pun tidak diketahui sampai sekarang. Beberapa pihak menduga kebakaran ini disengaja oleh pihak-pihak tertentu.

Beberapa jamaah menyebut masjid ini dengan nama Grande Mosqu"e de Soleil yang berarti Masjid Akbar Matahari. Sebab, masjid ini memang berada di kasawan yang bernama Le Soleil.  Karena memang masih dalam tahap penyelesaian, interior masjid belum juga belum sepenuhnya jadi. Saat jamaah melimpah seperti pada salat Jumat, pengurus masjid menyediakan tenda raksasa di sebelah bangunan untuk perluasan tempat salat.

Perkembangan Islam di Prancis tak bisa dilepaskan dari kontribusi komunitas Magribi di sana. Warga bekas kolonisasi yang menjadi migran di Eropa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News