Teras Masjid dengan Selera Restoran Berbintang

Teras Masjid dengan Selera Restoran Berbintang
Teras Masjid dengan Selera Restoran Berbintang
Larbi Marchiche dan takmir (pengurus) masjid lainnya sangat ramah menerima warga asing seperti saya dan Maryam Fanood Rafie, teman satu kampus saya asal Iran. Mereka menunjukkan interior bangunan yang dipenuhi ukiran dan detail arsitektur khas Magribi. Bahkan, saat saya mengambil gambar bagian dalam masjid yang bernuansa mewah tersebut, seorang takmir dengan serta merta menyalakan lampu sorot untuk membantu. "Pembangunan masjid sempat terhenti karena kekurangan dana. Tapi, saat ini sudah 80 persen jadi," kata Larbi.

Salah satu bagian yang sedang dalam proses pengerjaan adalah detail masjid tersebut, seperti hiasan interior dan eksterior bangunan. Masjid satu lantai ini dilengkapi dapur dan ruang besar di sayap kiri. Saat saya dan Maryam datang, dengan ramah Larbi menawari kami untuk berbuka puasa. "Saya akan siapkan satu meja untuk kalian berdua," ujarnya.

Sore itu hanya kami jamaah perempuan di masjid tersebut. Teras depan masjid disekat menjadi dua bagian. Sayap kiri adalah tempat berbuka untuk jamaah laki-laki dan sayap kanan untuk kami berdua. Tak berapa lama, kami mendapatkan satu meja lengkap dengan tatanan menu berbuka.

Kami mendapat semangkuk sup harira, sepiring kurma, sebotol air mineral, segelas susu, semangkuk buah plum, tiga macam roti (baguette; pita bread, yakni roti pipih khas Arab berisi daging; dan cake). Semuanya ditata pada talam panjang dalam dua porsi.

Perkembangan Islam di Prancis tak bisa dilepaskan dari kontribusi komunitas Magribi di sana. Warga bekas kolonisasi yang menjadi migran di Eropa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News