Terbukti! Malaysia Masa Bodoh dengan Nasib Pekerja Indonesia

Terbukti! Malaysia Masa Bodoh dengan Nasib Pekerja Indonesia
Ilustrasi pekerja migran Indonesia (PMI). Foto: (ANTARA/Rendra Oxtora)

"Ini akan menjadi situasi yang lebih bersahabat bagi kembalinya kartel bermasalah. Kami mengantisipasi peningkatan lebih lanjut kasus penyalahgunaan tenaga kerja terutama dalam perekrutan dan manajemen agen dalam menghadapi tekanan rantai pasokan," katanya.

Migrant Care mensinyalir tren migrasi tidak teratur akan meningkat karena pengisian yang berlebihan dan transformasi kegiatan dan eksploitasi perdagangan manusia akan beralih ke masalah sosial dan korupsi manajemen kontrol imigrasi.

"Ini adalah skenario pesimistik hati-hati dari dampak ekonomi dan sosial," katanya.

Dia mengatakan hal tersebut akan menjadi strategi yang salah dalam menciptakan skenario untuk menekan negara pengirim lain tanpa mengacu pada standar perburuhan yang mendasar untuk menciptakan pekerjaan layak perburuhan yang berkelanjutan.

"Proses regionalisasi ASEAN dalam pembangunan sosial ekonomi dan politik telah membuka jalan bagi lingkungan yang lebih kompleks," katanya.

Sementara itu menanggapi penempatan pekerja Indonesia ke Malaysia, Dubes Indonesia di Kuala Lumpur, Hermono mengatakan selain menyelesaikan MoU Penempatan dan Pelindungan Pekerja Domestik, Indonesia juga meminta menyelesaikan kasus yang ada saat ini yang dialami pekerja domestik maupun sektor lain.

"Kasus-kasus tersebut seperti gaji tidak dibayar bertahun-tahun, penahanan dokumen, larangan berkomunikasi, majikan yang tidak bertanggung jawab mengurus permit dan penahanan pulang bagi PMI habis kontrak," katanya.

Dia mengatakan laporan pelanggaran seperti itu banyak diterima dari PMI hampir di semua sektor.

Malaysia ternyata rela bersusah payah demi menghindari tuntutan Indonesia soal peningkatan perlindungan bagi pekerja migran

Sumber antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News