Terinspirasi Anak Kandung yang Jualan di Sekolah
Dia ingin semua anak yatim belajar entrepreneurship. Jadi, setiap panti asuhan mengirim dua wakil untuk ikut program tersebut. Selain diberi pelatihan, mereka dikucuri modal supaya bisa berlatih berdagang.
Dalam waktu dekat, Syarif ingin membuat modul pelatihan kewirausahaan untuk anak yatim. Lalu mendistribusikannya kepada banyak panti asuhan. Karena sesuai niat awalnya, dia ingin semua anak yatim punya kesempatan belajar berwirausaha. Meski, Syarif juga tahu tidak semua anak yatim mau belajar kewirausahaan.
Buktinya, ada beberapa anak yatim di tempatnya yang memilih pulang ke rumah karena tidak tahan dengan kedisiplinan dalam hal entrepreneurship maupun disiplin sehari-hari yang diterapkannya. ’’Ada anak yatim yang mentalnya telanjur lemah, tidak fight saat berjuang sendiri,’’ ucapnya.
Karena itu, Syarif ingin semua anak didiknya punya mental kuat, tidak bergantung pada bantuan orang lain. Salah satu kebijakan yang dibuatnya, dia tidak menerima donatur yang mengundang anak-anak keluar. Bila donatur memang ingin menyumbang, Syarif menegaskan supaya mereka datang dan mengadakan acara di Kidspreneur Center.
Cercaan sombong dan sebagainya sudah diterimanya berulang-ulang. Namun, Syarif tetap pada pendiriannya. Bukannya menolak rezeki, namun anak yatim punya segudang aktivitas di tempatnya. Bila harus menghadiri undangan di berbagai tempat, anak-anak pasti harus berangkat lebih siang, belum lagi molornya acara, dan lainnya.
Waktu tersebut lebih bermanfaat ketika digunakan untuk mengaji. Apalagi pada musim Ramadan seperti sekarang, Syarif bisa menerima beberapa undangan dalam sehari.
’’Tapi, dengan aturan seperti ini, banyak juga yang mau menerima dengan datang langsung untuk mengadakan acara di sini,’’ kata laki-laki kelahiran Cirebon, 16 November 1970, tersebut.
Selain itu, Syarif yakin mental fight anak-anaknya lebih terasah. Bagaimana dengan dirinya, apakah juga berwirausaha? Sebelum mendirikan panti asuhan Kidspreneur Center, Syarif membuat kerajaan bisnisnya di bidang jasa. Yaitu, training pengembangan spiritual, emotional, and freedom technique.
DARI luar, tidak ada tanda-tanda bahwa gedung di Bratang Binangun tersebut adalah rumah yatim piatu. Warna catnya terang berwarna-warni. Hijau dan
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor