Terkait Kecelakaan Bus Sriwijaya, Kakorlantas: Perusahaan Otobus Lalai

Terkait Kecelakaan Bus Sriwijaya, Kakorlantas: Perusahaan Otobus Lalai
Kakorlantas Polri Irjen Istiono. Foto: Elfany Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kakorlantas Polri Irjen Polisi Istiono, menyebut masih lemahnya kontrol dari perusahaan otobus Sriwijaya, mengakibatkan kecelakaan maut Bus Sriwijaya di Sungai Lematang, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.

Pertama, kata Irjen Pol. Istiono melalui siaran pers, Rabu, faktor PO bus mempekerjakan sopir bus tanpa SIM, mengalihkan/menugaskan sopir ke jalur lain, kapasitas tempat duduk sesuai perizinan untuk 25 seat namun dipaksakan untuk 48 seat.

Selain itu, manajemen kontrol yang lemah atau membiarkan busnya dioperasionalkan tidak sesuai dengan standar keselamatan.

Berdasarkan penyelidikan, kata Istiono, bus tersebut sebetulnya tidak laik jalan.

Kedua, lanjut dia, faktor kendaraan. Bus buatan tahun 1999 sudah dioperasionalkan selama 20 tahun. Kondisinya tidak terkontrol. Terjadi rem blong saat dioperasionalkan menunjukkan standar keamanan bus tidak terpenuhi atau kondisi tidak layak operasional.

"Ban belakang vulkanisir dan aus sehingga tidak berfungsi sebagai penahan saat dilakukan pengereman atau menyebabkan kendaraan meluncur los," katanya menjelaskan.

Hal tersebut diperparah oleh ruas jalan yang berliku tanpa dilengkapi rambu-rambu dan pengaman pembatas jalan.

"Faktor lain adalah faktor manusia. (Sopir) tidak memiliki SIM sehingga menunjukkan pengemudi tidak profesional. Tidak terbiasa melewati jalur tersebut. Saat menghadapi masalah, menjadi gugup dan tidak mampu mengatasi situasi yang berdampak los, tidak ada pengereman atau upaya penyelamatan darurat," katanya.

Kakorlantas Polri Irjen Polisi Istiono, menyebut masih lemahnya kontrol dari perusahaan otobus Sriwijaya, mengakibatkan kecelakaan maut Bus Sriwijaya di Pagaralam, Senin (23/12) lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News