Terlalu! Kok Tega Menebar Hoaks di Tengah Derita Pengungsi

Terlalu! Kok Tega Menebar Hoaks di Tengah Derita Pengungsi
Ni Ketut Kenyeg, salah satu lansia warga di Kaki Gunung Agung, Karangasem, Bali yang diungsikan ke GOR Swecapura di Klungkung. Foto: Dewa Ayu Pitri Arisanti/Radar Bali

jpnn.com, JAKARTA - Derita para pengungsi Gunung Agung di Bali ternyata masih ditambah dengan kabar hoaks. Sebab, di media sosial beredar tentang hal-hal yang tak sesuai fakta, termasuk prediksi letusan gunung tertinggi di Pulau Bali itu.

Di antara hoaks yang beredar misalnya video erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara yang kemudian diviralkan dengan titel letusan Gunung Agung. Padahal, Gunung Agung sejauh ini tidak meletus.

Hoaks lainnya adalah jumlah pengungsi. Ada sebuah pemberitaan yang menyebut pengungsi Gunung Agung mencapai 15 juta jiwa.

Padahal, jumlah penduduk Bali jauh di bawah angka itu. Jumlah penduduk Bali pda 2017 di kisaran angka 4,2 juta jiwa.

Selain itu, ada hoaks tentang Gunung Agung yang diperkirakan meletus pada Minggu (24/9) malam dan arah anginnya berembus ke barat. Debu akibat letusan Gunung Agung diperkirakan akan sampai Surabaya seperti halnya letusan pada 1963.

Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho pun ikut sibuk menepis hoaks. “Di saat ribuan warga sekitar G Agung mengungsi, masih saja ada orang yang menyebarkan berita menyesatkan dan bohong. Ini Hoax,” tulis Sutopo melalui akunnya di Twitter guna merespons viral tentang screenshot berupa pesan tentang prediksi letusan Gunung Agung.

Di tengah derita pengungsi Gunung Agung di Bali, ternyata di media sosial justru beredar hoaks. Sampai-sampai BNPB pun membantah hoaks yang beredar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News