Terlalu Mewah, Kantor Merpati Harus Pindah

Dahlan Iskan : BUMN Rugi Harus Efisiensi

Terlalu Mewah, Kantor Merpati Harus Pindah
Terlalu Mewah, Kantor Merpati Harus Pindah
Saat ini, direksi Merpati terdiri dari enam orang, yakni Sardjono Jhony Tjitrokusumo (direktur utama), Adi Gunawan (wakil direktur utama), Wisudo (direktur teknik), Asep Ekanugraha (direktur operasi), Tonny Aulia Achmad (direktur niaga), Farid Luthfi (direktur keuangan dan administrasi).

April 2011 lalu, Adi Gunawan mengajukan pengunduran diri dari kursi wakil direktur utama karena alasan kurang cocok dengan manajemen. Namun, pada Mei 2011, Mustafa Abubakar (menteri BUMN saat itu), menolak pengunduran diri Adi dan memintanya untuk tetap di Merpati.

Selain perampingan manajemen, Dahlan juga akan meminta Merpati agar pindah kantor. Saat ini, Merpati menempati kantor pusat di Gedung Basarnas (Badan SAR Nasional), Kemayoran, Jakarta.

Awalnya, gedung tersebut adalah milik Merpati. Karena ada rencana pindah kantor ke Makassar, maka pada 2009 gedung tersebut dijual ke Basarnas senilai Rp 180 miliar. Namun, karena karyawan menolak untuk pindah kantor ke Makassar, Merpati pun terpaksa mengontrak di bekas gedungnya sendiri. Untuk mengontrak beberapa lantai  di gedung bertingkat 16 tersebut, Merpati harus merogoh kocek sekitar Rp 235 juta per bulan untuk membayar dana surcharge, atau sekitar Rp 3 miliar per tahun.

JAKARTA - Roda restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus menggelinding menuju program efisiensi. Kini semua BUMN, khususnya yang merugi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News