Ternak Burung, Hasilnya Jauh Melebihi Gaji Orang Kantoran

Ternak Burung, Hasilnya Jauh Melebihi Gaji Orang Kantoran
Muhammad Yahya sedang menunjukkan burung murai ternakannya. Foto: Yudi Handoyo/JawaPos.com

Sebelum memilih beternak burung, Yahya hanya penggemar burung kicauan dan sering mengikuti perlombaan sampai keluar Jatim.

Namun, setelah menguasai dan melihat peluang yang ada, pada tahun 2014 dirinya mencoba untuk menangkarkan burung yang mempunyai suara yang merdu dan mampu menirukan banyak suara itu.

"Awal ternak burung murai medan saya mencoba memelihara tiga ekor dan dulunya juga pernah mencoba ternak burung murai kembang, namun gagal," jelas Yahya.

Hasil ketekunannya tersebut, burung murainya kini sudah berkembang menjadi 16 pasang.

Yahya juga mengaku, setidaknya dalam sebulan, dia bisa menjual beberapa ekor anakan murai dengan harga Rp 2 juta per ekornya. Setiap bertelur, burung murai milik Yahya bisa mencapai empat butir.

"Kalau omzetnya dalam satu bulan bisa mencapai sekitar Rp 25 juta sampai Rp 30 juta. Namun, hal tersebut tergantung dari cuaca maupun makanannya agar burung murai bisa stabil dalam bertelur," ungkap mantan kepada desa itu.

Omzet tersebut, belum hasil dari penjualan anakan burung kenari, yang mana Yahya mempunyai 16 pasang.

Serta, anakan dari 20 pasang burung lovebird miliknya, yang mana bila dikalkulasikan dengan harga paling murah perekornya berkisar dengan harga Rp 125.000. Padahal, sepasang burung Lovebird bisa menghasilkan sampai tujuh anakan dalam sekali bertelur.

Yahya menekuni ternak burung Murai, Kenari, dan Lovebird. Burung Murai ada yang laku sampai Rp 16 juta per ekornya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News