Ternyata, Dunia Prostitusi Online Diwarnai Aksi Tipu-tipu

Ternyata, Dunia Prostitusi Online Diwarnai Aksi Tipu-tipu
PSK. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - Bisnis prostitusi online terus menggeliat cepat, mengikuti perkembangan zaman. Terlebih, kini dengan perkembangan teknologi informasi (TI).

Para pelaku praktik prostitusi kalangan tertentu pun piawai memanfaatkan piranti lunak media sosial (medsos). Mereka memanfaatkan varian medsos. Di antaranya Facebook, Twitter, Beetalk, hingga Wechat.

Jawa Pos Radar Kudus mencoba menelusuri jasa esek-esek ini. Caranya via Twitter. Di medsos tersebut, berbagai tawaran booking out (BO) sangat mudah sekali ditemukan.

Dengan mengetikkan hashtag #BO akan muncul puluhan atau mungkin ratusan tawaran dari perempuan pemuas syahwat.

Namun, meski banyak dan mudah ditemukan, belum tentu ada yang melayani di sekitar eks Karesidenan Pati. Kupu-kupu malam lokal hanya menawarkan jasanya di Facebook. Sedangkan di medsos tersebut, pelakunya kurang menarik. Lebih banyak STW (setengah tua).

Beda lagi di Twitter. Perempuan yang menawarkan jasa perbuatan terlarang ini berusia relatif muda. Antara 20 hingga 27 tahun. Para pelakunya banyak dari kota-kota besar.

Seperti dari Semarang, Bandung, Surabaya, Malang, hingga Jakarta. Saat pencarian dengan hashtag #BOPati atau #BOKudus banyak ditemukan angel yang ber-homebase di Kota Lunpia.

Transaksinya tak bisa gegabah. Radar Kudus harus berhati-hati untuk menemukan perempuan yang benar-benar bisa diajak ngamar di hotel. Mencoba melacak keberadaan para perempuan nakal yang menyesaki jagat maya.

Dunia prostitusi online juga diwarnai aksi tipu-tipu, terlebih jika pasang tariff Rp 1 juta include hotel, kemungkinan penipuan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News