Ternyata, Ngeri Banget Dampak Kecanduan Chatting dan Game

’’Sakit jiwanya sudah akut. Dia harus dibawa ke psikiater,’’ ujar Andika Yunianto menirukan saran yang pernah dia sampaikan kepada teman pria itu, Jumat (14/4).
Pria berkulit putih yang diceritakan itu adalah pegawai administrasi marketing sebuah perusahaan di Kebon Jeruk, Jakarta.
Kalimat-kalimat ngaco yang keluar dari mulut dia, papar Dika –panggilan Andika–, merupakan halusinasi akut akibat gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. Dalam bahasa psikologi disebut skizofrenia.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan pendekatan, diketahuilah bahwa penyakit kejiwaan yang dialami pria itu muncul karena dampak kemajuan teknologi digital.
Sejak SMA, pasien yang dirahasiakan namanya itu kecanduan online game. Hampir setiap hari selepas sekolah dia main game dalam jaringan (daring) tersebut.
Kecanduan itu semakin parah setelah dia lulus SMA. Dia makin asyik di depan monitor komputer, lagi-lagi untuk main game. Bahkan sampai tidak mengenal waktu. Waktunya habis hanya untuk main game.
Kebiasaan itulah yang membuat pria tersebut kemudian sering dilanda kecemasan saat memasuki dunia kerja. Salah satu gejalanya, berperilaku aneh dan mengeluarkan kalimat-kalimat ngawur.
”Dia seperti dapat bisikan-bisikan di kupingnya,” ujar Dika.
Praktisi psikologi teknologi informasi (TI) makin sibuk menangani para korban efek negative era digital. Contohnya, Andika Yunianto yang kini mempunyai
- Tingkatkan Pertahanan Siber, Kasum TNI Terima Kunjungan Kepala Staf Digital Intelijen Militer Singapura
- Pelaku Usaha Wajib Tahu, Begini Cara Jualan Biar Makin Cuan
- Azka Aufary Ramli: Implementasi QRIS dan GPN Sebagai Wujud Kedaulatan Digital Indonesia
- BytePlus Hadirkan Solusi AI dan Cloud untuk Mendukung Ekosistem Digital Indonesia
- Raih ISO/IEC 27001:2022, NEC Indonesia Tegaskan Komitmen Keamanan Teknologi Informasi
- Prodi Manajemen dan Informatika Bahas Cara Membangun Ekosistem Digital HR yang Aman