Teror Buku Digawangi Wartawan & Pemain Gaple

Teror Buku Digawangi Wartawan & Pemain Gaple
Teror Buku Digawangi Wartawan & Pemain Gaple
"Dia mahasiswa biasa yang slengean. Rambutnya agak panjang dan tidak terlihat sama sekali seperti sosok aktivis muslim garis keras," jelas Ace Hasan Syadzili, rekan satu kampus dan juga satu kosan dengan Pepi.

Dia menduga, Pepi ketularan ideologi garis keras saat berada di Aceh saat menjadi relawan setelah daerah ini diterjang tsunami. Di Aceh pula Pepi sempat membuat film dokumenter tentang tsunami berjudul: Dalam Dekapanku.

Dede, juga alumnus UIN, mengakui kalau Pepi bukanlah aktivis Islam semasa di kampus. “Dia anak gaul biasa,” kata Dede yang berprofesi sebagai wartawan Rakyat Merdeka.

    

Bahkan menurutnya, saat di tempat kos, hampir setiap malam Pepi bermain gaple bersama teman-teman lainnya. "Saya kebetulan satu kos sama dia, kalau malam suka main gaple bareng sambil minum-minum. Nggak ada potongan teroris dia itu," ujarnya.

JARINGAN teroris sepertinya makin subur saja. Bukan cuma kalangan santri atau ormas Islam, wartawan dan pemain gaple ternyata juga bisa direkrut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News