Teror Buku Digawangi Wartawan & Pemain Gaple
Minggu, 24 April 2011 – 10:01 WIB
"Dia mahasiswa biasa yang slengean. Rambutnya agak panjang dan tidak terlihat sama sekali seperti sosok aktivis muslim garis keras," jelas Ace Hasan Syadzili, rekan satu kampus dan juga satu kosan dengan Pepi.
Baca Juga:
Dia menduga, Pepi ketularan ideologi garis keras saat berada di Aceh saat menjadi relawan setelah daerah ini diterjang tsunami. Di Aceh pula Pepi sempat membuat film dokumenter tentang tsunami berjudul: Dalam Dekapanku.
Dede, juga alumnus UIN, mengakui kalau Pepi bukanlah aktivis Islam semasa di kampus. “Dia anak gaul biasa,” kata Dede yang berprofesi sebagai wartawan Rakyat Merdeka.
Bahkan menurutnya, saat di tempat kos, hampir setiap malam Pepi bermain gaple bersama teman-teman lainnya. "Saya kebetulan satu kos sama dia, kalau malam suka main gaple bareng sambil minum-minum. Nggak ada potongan teroris dia itu," ujarnya.
JARINGAN teroris sepertinya makin subur saja. Bukan cuma kalangan santri atau ormas Islam, wartawan dan pemain gaple ternyata juga bisa direkrut.
BERITA TERKAIT
- Perum Bulog Mulai Salurkan Bantuan Beras Tahap 2 kepada 269 Ribu Warga Jakarta
- Saset Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Indonesia, Ini Faktanya
- Tashya Megananda Yukki Terpilih Menjadi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Jasa Boga
- Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Sudah Meninggal Dunia
- Indonesia Technology Investment Summit 2024: Solusi Berkelanjutan di Era Digital
- Pupuk Kaltim Tanam 900 Bibit Pohon di Bontang