Teror Merajalela, Fahri Hamzah Bicara Terori Jendela Pecah

Teror Merajalela, Fahri Hamzah Bicara Terori Jendela Pecah
Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini (berpeci) bersama Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah aksi teror kepada masyarakat maupun pejabat kerap terjadi belakangan ini. Dua teror terakhir yang mencuat adalah penyiraman air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan pada 11 April dan penembakan yang menyasar rumah Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini, Rabu (3/5).

Namun, pelaku teror-teror itu tak kunjung terungkap. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pun mendesak Polri mengusut tuntas aksi-aksi teror itu.

Menurut Fahri, kalau teror dibiarkan tanpa terungkap pelakunya maka akan terjadi gejala seperti yang dikenal dalam broken window theory atau teori jendela pecah.  "Itu yang saya bilang polisi, ini namanya teori the broken window," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (4/5).

Teori jendela pecah diperkenalkan pertama kali oleh ilmuwan sosial James Q. Wilson dan George L. Kelling pada Maret 1982 melalui artikel di majalah The Atlantic Monthly. Teori itu mengasumsikan, apabila kejahatan ataupun ketidakteraturan dalam skala kecil dibiarkan tanpa ditindaklanjuti, maka akan lebih banyak orang melakukan hal yang sama dan bahkan menyebabkan terjadinya kejahatan dalam skala yang lebih besar.

Fahri menegaskan, seharusnya kalau ada kejahatan, meskipun dianggap kecil,  apalagi ketika menimpa rumah pejabat maka pelakunya harus segera ditangkap.  "Supaya orang tahu bahwa di republik ini melakukan kejahatan kecil apa pun pasti kena apalagi melakukan kejahatan besar," papar Fahri. 

Karenanya dia menegaskan, Polri harus menunjukkan wibawanya dengan menangkap pelaku kejahatan. Tidak peduli itu kejahatan besar atau kecil, harus diungkap.

"Jadi polisi harus menunjukan wibawanya bahwa anda bocorkan jendela orang pun anda saya kejar, anda akan saya bawa pada proses hukum," katanya.(boy/jpn)


Berita Selanjutnya:
Fahri: Ini Harus Diawasi

Sejumlah aksi teror kepada masyarakat maupun pejabat kerap terjadi belakangan ini. Dua teror terakhir yang mencuat adalah penyiraman air keras kepada


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News