Teroris Bajak Laut

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Teroris Bajak Laut
Ilustrasi Densus 88. Foto: Ricardo/JPNN.com

Perang melawan teror kemudian dianggap sama saja dengan perang melawan Islam. Bush memburu Usmah bin Ladin ke Afghanistan. Bin Ladin dianggap sebagai tokoh di balik serangan terhadap WTC.

Amerika juga memburu Saddam Hussein ke Irak dengan tuduhan menyimpan senjata penghancur massal, weapons of mass destruction (WMD). Pasukan Amerika menggempur Baghdad dan menjatuhkan kekuasaan Saddam yang kemudian ditangkap dan dihukum mati.

Bush berhasil menjatuhkan Saddam Hussein yang menjadi musuh bebuyutan keluarganya. Namun, Bush tidak berhasil menemukan WMD di Irak. Dicari sampai ke lubang semut pun WMD tidak ditemukan. Bush memakai alasan itu hanya untuk melegitimasi serangan balas dendam.

Karena WMD tidak ditemukan, maka Amerika dengan enteng menyatakan salah perhitungan dan meminta maaf. Urusan selesai. Namun, Irak sudah telanjur luluh lantak. Politik internal kacau balau dan ekonomi berantakan.

Amerika menjadi pemenang tunggal, menguasai politik dan menguasai ladang-ladang minyak di Irak.

Perang melawan teror disebarkan ke seluruh dunia. Amerika mendanai perang besar itu dengan uangnya yang tidak terbatas. Namun, pampasan perang yang didapat jauh melampaui biaya yang dikeluarkan.

Perusahaan minyak Amerika Halliburton menjadi penguasa ladang minyak di Timur Tengah. Dick Cheney, mantan wakil presiden George Bush Jr, pernah menjadi CEO perusahaan minyak itu.

Di mata Chomsky Amerika adalah ‘’the real international terrorist’’, teroris internasional yang sesungguhnya. Di mata Chomsky organisasi teror yang berbahaya bukan Alqaidah atau ISIS seperti yang disebutkan Amerika.

Si bajak laut balik bertanya, mengapa kamu mengacau keamanan di seluruh dunia dan disebut kaisar?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News