Teroris Cari Dana dengan Jual Ganja

Teroris Cari Dana dengan Jual Ganja
Teroris Cari Dana dengan Jual Ganja
JAKARTA -- Pengamat masalah terorisme,  Mardigu Wowiek Prasantyo, menjelaskan, kawasan hutan di Aceh dipilih teroris sebagai tempat latihan ala militer sudah tentu dengan pertimbangan yang cermat, yang sekiranya bakal menguntungkan mereka. Alasan itu antara lain, kawasan hutan Aceh bisa menyediakan dana yang gampang diraup, yakni dengan menjual ganja. Selain itu, Aceh juga dekat dengan Sumut. Bila kekurangan dana, para pelaku teroris bisa dengan gampang masuk ke Sumut untuk melakukan perampokan.

"Pelatihan ala militer yang dilakukan kelompok bersenjata di Aceh jelas membutuhkan dana yang cukup besar. Kawasan hutan di Aceh dipilih teroris dengan sejumlah alasan. Kemungkinan besar, di sana tersedia ladang ganja, yang tinggal potong dan dijual. Atau bisa ke Sumut untuk merampok, karena Sumut secara ekonomi cukup tinggi," ujar Mardigu Wowiek Prasyanto dalam diskusi bertema 'Masih Ada Teroris' di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (13/3).

Dengan ketersediaan ganja yang melimpah dan berdekatan dengan Sumut, Mardigu memperkirakan, para teroris punya optimisme tidak bakal kekurangan dana bila melakukan pelatihan di Aceh. Selain itu, lantaran hutan Aceh dianggap strategis untuk persembunyian.

Mardigu mengatakan, modus pengumpulan dana dari penjualan ganja dan merampok biasa dilakukan sejumlah gerakan teroris, baik di dalam maupun di luar negeri. Dia menyebut Imam Samudera yang pernha merampok toko emas dan Noerdin M Top yang pernah merampok toko handphone. Dikatakan juga, di Afghanistan misalnya, suplai dana teroris berasal dari penjualan opium, dan gerakan terorisme di Kolombia mendapat pasokan dana dari bos narkoba Pablo Escobar.

JAKARTA -- Pengamat masalah terorisme,  Mardigu Wowiek Prasantyo, menjelaskan, kawasan hutan di Aceh dipilih teroris sebagai tempat latihan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News