Teroris Dituding Terkait dengan Tragedi Egyptair

Teroris Dituding Terkait dengan Tragedi Egyptair
Ilustras. Foto: egyptair

Dari Paris, Hollande juga menegaskan bahwa penyebab kecelakaan belum pasti. ”Tidak ada hipotesa apapun yang bisa kita simpulkan,” ujarnya. Sebagai negara yang baru saja menjadi korban terorisme, Prancis tidak bisa begitu saja menepis dugaan teror. Tapi, Hollande juga tidak mau gegabah. Maka, dia lebih memilih untuk melibatkan negerinya dalam pencarian pesawat. 

Berbeda dengan pemerintah Mesir dan Prancis yang hati-hati dalam melontarkan tudingan keterlibatan teroris, konsultan dan mantan pilot, Gerard Feldzer yakin pesawat itu celaka karena teror. Karena baru dioperasikan pada 2003, pesawat itu masih bisa dibilang sebagai pesawat baru. Maka, opsi kerusakan atau kesalahan teknis bisa diabaikan. ”Masalah teknis, seperti ledakan mesin, jelas tidak mungkin terjadi dalam kasus ini,” ujarnya. 

Biasanya, A320 bisa difungsikan sampai sekitar 40 tahun. Maka, jika pesawat nahas itu baru beroperasi sekitar 13 tahun, risiko terjadinya kerusakan mesin atau kerusakan yang bersifat teknis sangat kecil. Apalagi, menurut Feldzer, pesawat jenis itu punya catatan keselamatan terbang yang sangat baik. ”Ini pesawat medium yang paling laris. Tiap 30 detik, A320 mendarat di bandara manapun di seluruh dunia,” jelasnya.     

Terpisah, Jean-Paul Troadec, mantan direktur Biro Investigasi dan Penerbangan Prancis, juga memaparkan teorinya. ”Ini pesawat modern. Tidak mungkin terjadi insiden di tengah penerbangan saat pesawat berada dalam kondisi stabil seperti itu,” tandasnya. Dia menambahkan, kualitas pesawat dan perawatan oleh maskapai tidak perlu diragukan lagi. Pesawat baru itu, menurut dia, berada dalam performa terbaiknya. (afp/reuters/cnn/hep)


ATHENA  - Keberadaan pesawat Airbus A320 milik Egyptair yang hilang di langit Mediterania kemarin (19/5), masih belum jelas. Burung Besi yang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News