Terpilihnya Ferdinand Marcos Jr Menjadi Presiden Menandai Kebangkitan Keluarga Diktator dan Memecah Warga Filipina Australia
Warga Sydney berusia 43 tahun itu senang dengan beberapa perubahan yang dibuat Duterte, dengan mengatakan dia membuat jalan-jalan lebih aman dan berharap Bongbong Marcos akan melanjutkan banyak kebijakannya.
Pendukung Marcos lainnya menyebutkan janji kampanye untuk tarif layanan listrik dan air yang lebih murah dan meneruskan fokus Duterte pada proyek infrastruktur besar.
Mengenai pembicaraan tentang hubungan yang lebih dekat dengan Rusia dan Tiongkok, Gatchalian mengatakan dia tidak menganggap itu sebagai masalah.
Sophia Maranan, seorang mahasiswi Sydney berusia 20 tahun, mengatakan bagaimana pun enam tahun ke depan, dia dan teman-temannya akan terus berjuang melawan informasi yang salah dan korupsi.
"Ini bukan akhir dari perjuangan kita," katanya.
"Kita harus memastikan mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka sebagai pemimpin negara."
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News.
Minggu ini, Filipina memilih putra seorang diktator yang digulingkan sebagai presiden berikutnya daripada seorang pengacara hak asasi manusia
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka