Tertindas di Tanah Sendiri, Tak Yakin Hidup Berubah

Tertindas di Tanah Sendiri, Tak Yakin Hidup Berubah
Tertindas di Tanah Sendiri, Tak Yakin Hidup Berubah
Di wilayah lain, al-Hadidiya, desa yang terletak di timur laut Tepi Barat, warga juga mengalami dan merasakan hal yang sama. Penduduk desa hanya bisa membangun tenda-tenda untuk ditinggali sementara. Warga juga yakin bahwa meski kelak para pemimpin Palestina berhasil mendapatkan status negara dan keanggotaan penuh dari PBB, kehidupan mereka tidak akan berubah. Yakni, tetap dijajah sekaligus terkurung oleh pendudukan Israel.

Meskipun menjadi bagian dari wilayah Tepi Barat, al- Hadidiya berada di dalam zona perbatasan yang diklaim Israel sebagai wilayah strategis. Tentara Israel berkali-kali menggusur dan menghancurkan permukiman penduduk. Itu berlangsung sejak 1997. Alasannya pun tetap tak berubah bahwa penduduk desa tak punya izin tinggal di wilayah itu.

Saat ini tinggal 100 warga yang bertahan di wilayah tersebut. Itu berarti hanya seperempat dari jumlah mereka sekitar 14 tahun lalu. "Bertahan di sini adalah tujuan awal dan akhir kami di sini," ujar Abdul Rahum Bisharat, kepala desa al-Hadidiya yang mengenakan penutup kepala panjang hitam dan putih sebagai lambang perlawanan rakyat Palestina. (theguardian/RTR/cak/dwi)


MENJADI negara merdeka menjadi impian semua rakyat Palestina. Langkah pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas mengajukan status keanggotaan penuh di


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News