Tertukarnya Nasib Mayjend Arif Rahman dengan Sang Sahabat

Lebih Dekat dengan Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman

Tertukarnya Nasib Mayjend Arif Rahman dengan Sang Sahabat
Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman. FOTO : Jawa Pos
Di tahun terakhir, sekolahnya kedatangan alumni yang belajar di Akademi Angkatan Udara. Mereka menyosialisasikan program pendidikan taruna. Yudi, rekan Arif yang tertarik dengan program itu, mengajak Arif untuk mendaftar. 

Mereka lalu menyiapkan persyaratan yang diminta. Mulai membuat surat pernyataan, memohon izin dari orang tua, hingga beragam persiapan lainnya. Arif sekadar mengikuti Yudi. Dia tetap terobsesi menjadi atlet dan segera bekerja. Meski begitu, tahapan untuk mendaftar tetap dilalui. Termasuk tes pertama juga dijalani. 

Arif masih ingat saat dirinya bersama Yudi melihat hasil pengumuman tes pertama. Nomor tesnya terpampang di papan pengumuman. Sementara itu, nomor Yudi tidak ada. ''Saya lulus,'' pikirnya. Yudi yang memiliki inisiatif justru tidak lolos pada seleksi tersebut. ''Sekarang malah dia yang jadi guru alias dosen,'' imbuhnya. 

Proses penerimaan terus berlanjut. Kala itu, Arif belum paham tentang militer. Karena itu, jurusan yang dia pilih adalah Angkatan Udara. ''Saya mengikuti jejak kakak alumni di SMA,'' ucap dia. Setelah melalui beberapa kali tes psikologi, Arif ditempatkan di Angkatan Darat. 

Penggemblengan dimulai di Magelang. Kala itu, orang tua Arif hanya bisa mendoakan. Arif pun pasrah. ''Apabila diterima, ya lanjut. Apabila sebaliknya, tidak masalah,'' ucapnya. 

Proses penggemblengan terus berlanjut. Dia resmi diterima di Akademi Militer 1985. Tiga tahun kemudian, Arif resmi bertugas. Karir mulai berjalan. Berbagai posisi dan tugas sudah dia jalani. Dia bersyukur, hampir semua tugas mampu dilaksanakan dengan baik. (thoriq/c6/ano) 

Yudi, rekan Arif yang tertarik dengan program itu, mengajak Arif untuk mendaftar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News