Tentara Menulis

Oleh: Dahlan Iskan

Tentara Menulis
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Saya latihan menembak dan tentara latihan menulis. Saya diberi Pangdam Brawijaya Mayjen Farid Makruf 10 peluru. Tidak ada yang mengenai sasaran pun lingkarannya.

"Menulis itu semestinya tidak sulit. Yang sulit itu memulainya," ujar seorang jenderal bintang dua Selasa kemarin.

Tentara Menulis

Baca Juga:

Hari itu staf ahli Mabes TNI AD mengadakan rapat koordinasi. Lebih 100 perwira hadir. Mulai kolonel sampai bintang tiga. Tempatnya di aula Mabes dekat Monas itu.

Aula yang masih terlihat baru. Modern, nyaman dan bersih. Ketika memandang keluar terlihat pagarnya juga baru, dengan ornamen seni dinamis yang masa kini.

Salah satu acara rakor itu: belajar menulis. Saya yang diminta jadi pembicara. Moderatornya Brigjen JO Sembiring.

Baca Juga:

"Tentara itu dilatih menembak. Tidak dilatih menulis. Sebaliknya saya. Jadi, kalau tentara tidak bisa menulis itu normal. Tenang saja," kata saya.

Bedanya, tidak ada perlunya bagi saya untuk terus berlatih menembak. Untuk apa. Tetapi tentara perlu belajar menulis. Banyak sekali gunanya.

Saya latihan menembak dan tentara latihan menulis. Saya diberi Pangdam Brawijaya Mayjen Farid Makruf 10 peluru...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News