TF ESC-B20, Lahirkan Kawasan Industri Hijau Pertama di Asia Tenggara

Karena itu, salah satu rekomendasi TF ESC-B20 adalah meningkatkan kerja sama global dalam mempercepat transisi ke energi berkelanjutan yang digunakan dengan mengurangi intensitas karbon di berbagai jalur serta dekarbonisasi industri.
Untuk itu, kata Nicke, efisiensi energi merupakan salah satu pilar penting dekarbonisasi yang akan berkontribusi untuk target net zero emission.
Secara global, efisiensi energi meningkat sekitar 13 persen (2000 - 2017) dan akan menjadi 12 persen lebih tinggi bila tidak dihentikan.
“Selama sepuluh tahun terakhir, konsumsi energi tumbuh pesat sebesar 47 persen. Menurut perkiraan terbaru, pengurangan CO2 rata-rata tahunan perlu meningkat lima kali lipat untuk mencapai target Perjanjian Paris. Laju transisi perlu dipercepat,” tandas Nicke.
Menurut Nicke, teknologi baru yang mempercepat konsumsi energi industri dan konsumen sangat penting untuk mendorong efisiensi.
Selain itu, salah satu rekomendasi kebijakan dari TF ESC-B20 adalah meningkatkan kerja sama global dalam mempercepat transisi menuju penggunaan energi berkelanjutan.
“Kami harus lebih mendorong kerja sama global yang memungkinkan kami mempercepat NZE sejalan dengan tema G20, yakni Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat," pungkas Nicke.(mrk/jpnn)
Lahirnya kawasan industri hijau di Asia Tenggara menunjukkan dekarbonisasi industri menjadi sangat penting
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi
- Perkenalkan IT Leaders Indonesia ke Tingkat Dunia, GCF Gelar CIO 200 Summit 2025
- KBA Garmin Menghadirkan Teknologi Navigasi hingga Multimedia untuk Pengalaman Sempurna
- Pelindo & Kemenhub Dorong Investasi di Sektor Maritim Lewat Indonesia Maritime Week 2025
- Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok Avtur Penerbangan Haji 2025 Aman
- MDI Ventures lewat Amvesindo Ambil Peran dalam Peluncuran Maturation Map
- Program DEB Pertamina Dorong Produksi Pangan Desa