Thailand Tunda Pemilu 15 Bulan

Thailand Tunda Pemilu 15 Bulan
Thailand Tunda Pemilu 15 Bulan

jpnn.com - BANGKOK – Rencana pemilihan umum (pemilu) Thailand yang diselenggarakan tengah tahun ini gagal total. Sebab, pemimpin kudeta militer Thailand Jenderal Prayuth Chan-ocha membuat pengumuman baru. Yakni, pemilu dilaksanakan paling cepat tahun depan.

Dia berharap waktu yang ada saat ini dipakai untuk melakukan reformasi dan rekonsiliasi politik. Thailand baru melakukan pemilu jika kondisi sudah aman dan tidak ada demonstrasi massa yang berujung maut lagi.

Prayuth mengumumkan keputusan baru tersebut Jumat (30/5) di berbagai media televisi. Saat ini seluruh saluran televisi dan radio di Thailand memang dikuasai militer. Jadi, mereka bisa membuat pengumuman kapan saja lewat dua media elektronik tersebut. Prayuth juga menambahkan, rezim militer yang baru itu akan bekerja untuk mengembalikan Thailand menjadi negara demokrasi dalam waktu 15 bulan.

Fase tiga bulan pertama akan difokuskan untuk merekonsiliasi. Sebab, pihak militer berpendapat, negeri yang berpenduduk 67 juta jiwa tersebut kini terpecah belah. Fase kedua membutuhkan waktu setahun penuh. Pada fase itu, akan dibuat rancangan konstitusi dan kabinet. Setelah dua fase tersebut selesai, pemilu bisa diselenggarakan.

’’Fase ketiga adalah pemilu di bawah sistem demokrasi yang absolut dan bisa diterima dua pihak (pendukung Yingluck dan oposisi, Red). Segala aspek hukum akan dimodernisasi. Jadi, kita bisa memiliki orang-orang yang jujur dan baik untuk menjalankan negeri ini,’’ ujar Prayuth.

Keputusan junta militer itu mendapat kritik tajam dari dunia internasional. Prayuth pun menyadari hal tersebut. Namun, menurut dia, hal itu adalah keputusan terbaik. Sebab, Thailand membutuhkan waktu untuk menemukan jalan yang tepat serta legitimasi menuju negara yang demokratis.

’’Warga Thailand, seperti saya, mungkin tidak pernah bahagia selama sembilan tahun ini. Tetapi, sejak 22 Mei (kudeta militer, Red), ada kebahagiaan,’’ kilah Prayuth tentang tindakannya mengambil alih kepemimpinan.

Dia menambahkan, jam malam yang diberlakukan mungkin bisa membuat jumlah turis menurun. Namun, di sisi lain, itu membuat beberapa wilayah menjadi lebih rileks dan tenang.

BANGKOK – Rencana pemilihan umum (pemilu) Thailand yang diselenggarakan tengah tahun ini gagal total. Sebab, pemimpin kudeta militer Thailand

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News