Tiada Hari Tanpa Tanam dan Panen, Bantul Surplus Beras

Tiada Hari Tanpa Tanam dan Panen, Bantul Surplus Beras
Petani panen di sawah. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN

Pulung menambahkan, Kabupaten Bantul di samping dikenal sebagai produsen penganan geplak, kerajinan gerabah kasongan dan industri kerajinan kulit di Manding, juga sebagai sentra padi di Yogyakarta.

Pihaknya menugaskan petugas lapang rutin terjun ke lapangan guna memantau pertanaman.

“Jadi proses produksi petani benar benar didampingi dengan baik,” tambahnya.

Pada kesempatan terpisah, petani Dusun Balong, Desa Potorono, Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul, Ngatijo Harjo mengatakan setelah di panen, sawah diolah untuk menanam IR64.

Pekerjaan mengolah tanah dengan traktor, mendapatkan upah Rp 300.000 sehari kerja.

“Di sini petani menjual bukan gabah pak, tapi beras Rp 9.000-10.000 per kg,” ujarnya.

Pengurus Kelompok Tani Tanjung Mulyo, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul, Sumijo mengatakan, musim ini padi varietas ciherang menghasilkan 7,8 ton per ha. Harga gabah di sawah Rp 4.800 per kg.

"Alhamdulillah ini hasil padi bagus, berkah bagi kami saat tahun baru 2018. Terima kasih kami kepada pemerintah,” tuturnya. (adv/jpnn)


Terjaminnya produksi padi Bantul ini karena pemda bersama Kementan dan dukungan semua pihak yang terjun ke lapangan.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News