Tiap Bulan Bagikan Beras ke Warga tanpa Pandang Agama

Tiap Bulan Bagikan Beras ke Warga tanpa Pandang Agama
Anak-anak Panti Asuhan Ar-Rahman, Desa Peniwen, ini saat menyerahkan beras kepada warga, Selasa (22/5). Foto Indra Mufarendra/Radar Malang/JPNN.com

Ada sekitar 15 anak yang ikut membagi-bagikan paket beras siang itu. Usai menyerahkan beras, salah seorang anak panti berinisiatif mendokumentasikan kegiatan itu dengan kamera ponselnya. ”Untuk dokumentasi,” katanya.

Ucapan terima kasih, pujian mengalir dari warga terhadap anak-anak PA/LKSA Ar-Rahman. ”Saya amat berterima kasih atas bantuan yang sudah diberikan. Apalagi, suami saya sakit stroke. Untuk hidup, saya bergantung pada anak. Itu pun anak saya hanya bekerja sebagai buruh,” kata Sih Atim.

Sudah hampir setahun ini, Sih Atim dan sejumlah warga Desa Peniwen menerima bantuan beras dari PA/LKSA Ar-Rahman. Tepatnya setelah Hari Raya Idul Adha, 1 September lalu.

M. Kholiq, salah seorang pendiri sekaligus pengasuh PA/LKSA Ar-Rahman, menyatakan, pada mulanya dia menggelar bakti sosial di halaman panti.

”Ada pembagian sembako, ada pengobatan gratis. Waktu itu, kami mengundang 100 kepala keluarga (KK). Alhamdulillah, datang semua,” ujar dia.

Dari situ, program berlanjut. PA/LKSA Ar-Rahman istikamah bersedekah. Tiap bulan, biasanya di atas tanggal 20, mereka membagi-bagikan beras kepada 100 KK. Lantas, dari mana PA/LKSA Ar-Rahman punya sumber daya sebegitu besar untuk ”menghidupi” warga sekitar itu?

Kholiq menyatakan, ada seorang dermawan yang selama ini berkontribusi besar terhadap PA/LKSA Ar-Rahman. Termasuk untuk program bagi-bagi beras tiap bulan.

”Terus terang, hingga saat ini kami tidak pernah bertemu dengan beliau. Kami bahkan tidak tahu namanya. Sebab, donasinya selalu diberikan lewat perantara,” ujar pria berusia 54 tahun ini.

Setelah dua desa sebelumnya, Bangelan dan Sitiarjo, Tim Jelajah Pesantren Kampung Minoritas Radar Malang berpindah ke Desa Peniwen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News