Tidak Masalah Praktik Mengajar Dihapus, tapi…
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah berencana menghapus mata kuliah praktik mengajar untuk sarjana keguruan. Kebijakan tersebut menuai sorotan publik.
Diantaranya penghapusan itu harus diikuti dengan penambahan praktik-praktik baru lainnya. Tunjuannya untuk mendekatkan calon guru ke lingkungan sekolah.
Guru besar pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rochmat Wahab mengatakan, jika nanti pemerintah sudah memutuskan menghapus kuliah praktik mengajar, kampus akan mengikutinya.
Namun dia memberikan catatan, upaya membangun kedekatan mahasiswa calon guru kepada lingkungan sekolah harus tetap ditanamkan.
’’Tidak masalah praktik mengajar di S1 keguruan dihapus, kemudian digeser ke pendidikan profesi guru (PPG),’’ kata mantan rektor UNY itu kemarin (20/5).
Dengan catatan mata kuliah keguruan yang selama ini hanya teori di dalam kelas, harus ada praktiknya di sekolah.
Misalnya mata kuliah psikologi pendidikan, pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, dan sebagainya.
Rochmat mengatakan mata kuliah tersebut, selama ini 100 persen diselenggarakan di kampus. Nah jika nanti praktik mengajar dihapus, maka mata kuliah tersebut harus disisipi praktik terjun ke sekolah. ’’Terjun ke sekolah bukan sebagai guru. Tetapi mahasiswa,’’ jelasnya.
Pemerintah berencana menghapus mata kuliah praktik mengajar untuk sarjana keguruan. Kebijakan tersebut menuai sorotan publik.
- Baru 26 Pemda Cairkan TPG, Dirjen Nunuk Turun Tangan, Instruksinya Tegas
- 5 Berita Terpopuler: Info Terbaru soal Kontrak Kerja PPPK, Honorer Perlu Tahu, jadi Ada Solusi Bagi yang Gagal
- P1 dan Guru PPPK Ingat Almarhum Amri, Naik Mobil Patwal, Beri Sangu
- Yandri Susanto: Indonesia Butuh Generasi Penerus yang Andal
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen