Tidak Pernah Senang, yang Penting Sehat

Tidak Pernah Senang, yang Penting Sehat
Pemulung tetap bekerja meski harga barang rongsokan anjlok. Foto: Metro Siantar/JPG

jpnn.com - SIMALUNGUN - Harga jual barang rongsokan anjlok hingga 50 persen. Namun, tak ada pilihan lain, para pemulung tetap bertahan.

Seperti Alkleme, salah seorang pemulung saat ditemui Metro Siantar (Jawa Pos Group) di Jalan Asahan KM 8, Kecamatan Siantar. “Semua jenis barang bekas, harganya mengalami penurunan, Bang. Semuanya turun drastis,” katanya.

Setelah harga barang bekas turun, ia hanya memeroleh penghasilan sebesar Rp30 ribu per hari. Apabila bekerja mulai pagi hingga malam hari, kemungkinan akan bisa mendapat Rp50 ribu. Sementara, sebelum harga barang menurun, masih mendapat Rp70 sampai Rp80 ribu.

“Apalagi, sekarang barang bekas jenis kaleng tak laku lagi, yang laku hanya botol plastik minuman mineral, plastik warna, karton dan buku. Itupun semuanya harganya jauh turun,” ungkap ayah tiga anak ini.

Dengan penghasilan seminim itu, dia dengan istrinya Alda Boru Nainggolan yang bekerja sebagai buruh upahan, harus menghemat pengeluaran biaya hidup. Kesibukan itu dilakukannya setiap hari dimulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 18.00WIB.

“Terpaksalah dicukup-cukupkan. Habis mau gimana lagi. Bukannya ada lagi kerjaan selain ini,” ujar warga Nagori Dolok Hataran, Kecamatan Siantar ini.

Meskipun dalam hidup susah, Alkleme mengaku sampai saat ini belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah selain dari Kartu Indonesia Sehat.

“Tidak pernah ada bantuan. Iya gimana mau dibuat, sabar ajalah jalan terbaik. Yang penting sehat-sehat lah. Walaupun tidak pernah senang, yang penting masih sehat,” ungkapnya.

SIMALUNGUN - Harga jual barang rongsokan anjlok hingga 50 persen. Namun, tak ada pilihan lain, para pemulung tetap bertahan. Seperti Alkleme,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News