Tiga Bocah Papua yang Berhasil Ciptakan Sistem Robot Pendeteksi Bencana Tsunami

Habis Rp 1 Juta, Manfaatkan Burung Panik dalam Sangkar

Tiga Bocah Papua yang Berhasil Ciptakan Sistem Robot Pendeteksi Bencana Tsunami
KREATIF : Tiga bocah asal Papua, Tina, Yohana, dan Demira membuat alat pendeteksi dini bencana tsunami dengan media burung dan lonceng. Foto: Hilmi Setiawan / JAWA POS
Untuk tingkat pelajar dilombakan kategori temuan aplikasi dan robot, mulai tingkat SD hingga perguruan tinggi. Di antara sekian kategori perlombaan, yang terlihat cukup menyedot perhatian pengunjung adalah lomba Applicative Robot Exhibition dengan tema Robot for Helping People from Natural Disaster. Merujuk temanya, dalam ajang itu diperagakan temuan-temuan robotik pelajar untuk membantu manusia menghadapi bencana.

Khusus kelompok tersebut diikuti belasan peserta, mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Aneka temuan dijejer rapi. Ada satu stan pameran yang mengundang animo pengunjung. Stan itu memampang robot deteksi dini (early warning) gelombang tsunami. Robot tersebut adalah karya tiga bocah asal Papua tadi: Albertina Boanal, Yohana Helena Oprawiri, dan Demira Yikwa.

Ketiganya saat ini tercatat sebagai murid yang mengikuti program beasiswa pendidikan di Surya Institute yang didirikan Prof Yohanes Surya. Mereka hijrah dari bumi Papua menuju Jakarta sekitar dua tahun lalu.

Saat ini Yohana duduk di bangku kelas VI SD, sedangkan Tina (panggilan Albertina) kelas IV dan Demira kelas V. "Biaya sekolah kami ditanggung hingga perguruan tinggi," kata Yohana, siswi kelahiran Timika, Papua, 4 Februari 1998, itu. Dia menjelaskan, beasiswa itu adalah hasil dari prestasi mereka selama belajar di Papua.

Tiga bocah asal Papua ini, Albertina Boanal, Yohana Helena Oprawiri, dan Demira Yikwa, masih duduk di bangku SD. Tapi, karya mereka tak bisa dianggap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News