Tiga Seniman Surabaya Bakal Pameran di Singapura

Tiga Seniman Surabaya Bakal Pameran di Singapura
Karya perupa Surabaya yang akan dipamerkan di Singapura awal Oktober mendatang. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Tiga seniman Surabaya, Jenny Lee, Woro Indah, dan Agus Sukamto alias Agus Koecink akan berpartisipasi pada Imago Mundi Three Nations Art Show, yang dihelat di Singapura pada 6 – 8 Oktober mendatang. Pameran seni tersebut menggandeng 200 pelukis dari tiga negara. Yakni, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Kemarin (29/9) tiga seniman tersebut sudah siap dengan karya masing-masing. Sebelum berangkat ke Singapura, mereka mengirimkan karya terlebih dahulu. Uniknya, pameran tersebut memiliki tradisi memamerkan karya dengan ukuran seragam. Yakni, 30 x 30 cm. Tiap-tiap seniman mengirimkan dua karya. 

Ada kurator yang menyeleksi karya-karya dari ketiga negara. Dari Indonesia, ada Antonius Kho, pelukis sekaligus pemilik Wina Gallery, Bali. Dia memilih pelukis dari berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali. "Untuk pelukis yang diundang, sudah dipertimbangkan kapasitas dan kemampuannya di bidang seni kontemporer," jelas Agus Koecink. 

Pameran tersebut merupakan ajang pertukaran seni budaya dalam wilayah Asia Tenggara. Karena itu, setiap seniman wajib membawakan karya dengan tema budaya nasional. Misalnya, pada karya milik Woro Indah. Woro berkreasi dengan karya yang memvisualkan pohon. Tak melepaskan karakternya, Woro masih bermain dengan lukisan batik parang yang juga dia sematkan di karya-karya sebelumnya. 

Dalam lukisannya, Woro ingin mengambil filosofi pohon yang terus tumbuh dalam diam. "Diam bukan mati," katanya. Lukisan berjudul Growing in Silence itu dibuat dengan menggunakan cat akrilik di atas kanvas. 

Sementara itu, Jenny lebih memilih mengambil sosok perempuan yang divisualkan dengan wayang. Jenny merupakan pelukis yang kerap menyajikan karya figuratif. Lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta tersebut membuat lukisan berjudul A Lady and Wings.

Sesuai dengan judulnya, dia menceritakan sosok perempuan yang sedang mengejar mimpi. Ada dua jenis lukisannya. Pertama, perempuan yang belum mencapai mimpinya. Itu digambarkan dengan sosok wayang yang sedang berusaha meraih sayap-sayap. Kedua, yang sudah mencapai mimpinya. Lukisannya menggunakan cat akrilik dengan pemilihan warna-warna tersier. Yakni, pencampuran beberapa warna dasar yang membentuk kesan lebih gelap atau deep. Beberapa lukisannya juga menampakkan warna pastel. (esa/c7/jan/JPNN/pda)

Dalam lukisannya, Woro ingin mengambil filosofi pohon yang terus tumbuh dalam diam.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News