Tiga Strategi Garuda Hadapi Gejolak Rupiah

Tiga Strategi Garuda Hadapi Gejolak Rupiah
Pesawat Garuda. Foto: garudamiles

jpnn.com - JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) juga merasa merasakan dampak nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terus melemah.

VP Corporate Communication GIAA, Pujobroto, menyatakan, biaya rutin operasional maskapai sebesar 70 persen menggunakan USD.  

"Kebanyakan memang USD seperti avtur, perawatan, sparepart, sewa pesawat, dan lainnya,"  kata dia kepada Jawa Pos (induk JPNN), kemarin.

Meski, belakangan ini, kata Pujobroto, penurunan harga minyak dunia yang masih relatif rendah cukup membantu untuk mengurangi beban maskapai. Hanya saja dengan pelemahan nilai tukar rupiah secara kumulatif tetap membuat biaya operasional meningkat.

Berbagai langkah antisipasi sudah dilakukan oleh maskapai milik pemerintah itu. Pujobroto mengatakan ada tiga hal yang dilakukan untuk menjaga agar kinerja tetap terjaga saat menghadapi berbagai situasi termasuk gejolak nilai tukar.

Tiga strategi itu adalah revenue generator, cost efficiency, dan reprofiling. Strategi revenue generator dilakukan dengan cara meningkatkan frekuensi untuk rute yang dinilai menguntungkan, merevisi rute-rute merugi, meningkatkan kerjasama korporasi, dan beberapa lainnya.

Reprofiling dilakukan dengan cara mendesain ulang utang agar lebih jangka panjang dan bunga rendah.

Sementara cost efficiency dilakukan banyak cara salah satunya dengan melakukan lindung nilai (hedging) beberapa biaya termasuk bahan bakar avtur.  

JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) juga merasa merasakan dampak nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terus melemah. VP Corporate Communication

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News