Tiga Teror Cekam Kota Paris

Tiga Teror Cekam Kota Paris
Polisi Prancis menghentikan paksa pengendara skuter yang bersikeras ingin melewati kawasan penyanderaan. Foto: reuters

Adalah Didier, salah seorang salesman pada percetakan yang dikenal sebagai CTD Printing itu, yang kali pertama mengenali Kouachi bersaudara. Saat itu dia sedang menggelar pertemuan bisnis dengan kliennya, Michel. "Saya kaget melihat dua pria bersenjata Kalashnikov masuk ruangan. Mereka berdiri di sebelah klien saya. Saya pikir mereka polisi," ujarnya. 

Tak lama kemudian, Michel menyuruh Didier meninggalkan ruangan. Dua pria bersenjata itu juga menyuruh Didier pergi. Awalnya dia tidak curiga terhadap dua pria tersebut. Tapi, saat salah seorang pria mengatakan bahwa mereka tidak membunuh warga sipil, Didier baru sadar ada yang salah. "Setelah berhasil keluar dari gedung itu, saya segera menelepon polisi. Saya rasa Michel telah menjadi sandera," ungkapnya.

Polisi pun berdatangan ke lokasi. Setelah memastikan dua pelaku penyanderaan itu Kouachi bersaudara, aparat mengerahkan ambulans dan pemadam kebakaran. "Saya harap ambulans ini tidak perlu dipakai," kata Jean-Pierre Mateo, wakil wali kota setempat. Dia juga mengimbau seluruh warga mengamankan diri di dalam rumah masing-masing.

Sementara itu, penyanderaan di pasar makanan dan minuman halal dilakukan sendirian oleh Amedy Coulibaly. Di awal aksinya, pria berkulit hitam tersebut melepaskan tembakan dan berkata, "Kalian semua tahu siapa saya?"

Polisi mengerahkan tim SWAT untuk mengepung pelaku di kawasan Porte de Vincennes tersebut. Kabarnya, sempat terjadi ketegangan antara polisi dan pelaku. Salah seorang sandera bahkan sempat terluka. Selain Coulibaly, aparat berfokus pada seorang perempuan bernama Hayat Boumeddiene yang diduga kuat sebagai komplotan pelaku. Kepada aparat, Coulibaly mengklaim kenal dengan Kouachi bersaudara dan mengancam membunuh para sandera jika polisi menyerbu dan meringkus Kouachi bersaudara. 

Meski sebagian besar aparat berfokus pada penyanderaan, investigasi terhadap Kouachi bersaudara tetap berjalan. Belakangan diketahui, Cherif dan Said sama-sama berada dalam daftar individu yang tidak boleh masuk AS. Selama bertahun-tahun, kiprah kriminal mereka juga telah menjadi perhatian intelijen. Bahkan, Cherif pernah mendekam di penjara karena terbukti terlibat terorisme.

Sejauh ini aparat telah mengamankan sembilan orang yang diduga berkomplot dengan Kouachi bersaudara. Mereka tertangkap di beberapa wilayah berbeda. Selain itu, polisi telah menginterogasi sedikitnya 90 orang terkait aksi teror di markas Charlie Hebdo. "Kami masih terus menghimpun informasi tentang kedua pelaku," tegas Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve. (AP/AFP/hep/c9/kim)


PARIS - Teror mencengkeram ibu kota Prancis, Paris, dalam tiga hari terakhir. Salah satu megapolitan di Eropa itu berada dalam situasi mencekam setelah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News