Tim Hukum KPU dan Paslon 01 Protes ke Hakim MK, Begini Alasannya

Tim Hukum KPU dan Paslon 01 Protes ke Hakim MK, Begini Alasannya
Ketua hakim MK Anwar Usman bersama anggota hakim MK memimpin sidang perdana sengketa Pilpres 2019 di Gedung MK, Jakarta, Jumat (14/6). Foto: Ricardo/JPNN.com

Anggota tim kuasa hukum paslon 01 I Wayan Sudirta juga melayangkan protes karena dokumen perbaikan permohonan turut dibacakan dalam sidang perdana PHPU Pilpres 2019, Jumat ini.

Wayan merujuk Pasal 474 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Dalam perundang-undangan itu, kata dia, hanya mengatur perbaikan permohonan Pileg 2019.

Namun, kata dia, tidak muncul aturan dalam Pasal 475 UU Nomor 7 Tahun 2017 yang memungkinkan perbaikan permohonan untuk Pilpres 2019.

“Apa bedanya, pileg boleh ada perbaikan. Pilpres tidak boleh ada perbaikan," kata I Wayan dalam persidangan PHPU Pilpres.

Selain itu, dia juga menyinggung PMK nomor 1 tahun 2019. Aturan itu juga tidak mengenal perbaikan permohonan untuk Pilpres.

Dari situ, dia berharap, majelis hakim MK hanya memakai dokumen permohonan PHPU Pilpres 2019 yang diajukan tim kuasa hukum paslon 02 pada 24 Mei 2019.

“Saya percaya majelis yang membuat PMK akan menaati, Jika hukum acara dalam bentuk PMK tidak ditepati, menurut literatur yang ada tidak ditemukan kebenaran materiel," pungkas dia.(mg10/jpnn)


Tim kuasa hukum Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan paslon 01 menyampaikan protes ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dokumen perbaikan permohonan milik tim kuasa hukum paslon 02 di ruang sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2019.


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News