Tingkah Ahli Kubu Habib Rizieq Mengundang Tawa, Ditegur Hakim

Tingkah Ahli Kubu Habib Rizieq Mengundang Tawa, Ditegur Hakim
Suasana ruang sidang gugatan praperadilan Habib Rizieq di PN Jaksel, Rabu (10/3). Foto: Fransiskus Adryanto Pratama/JPNN.com

Perbedaan pendapat itu terkait soal pidana khusus yang tak bisa disatukan dengan pidana umum, tentang penetapan tersangka, dan soal proses penangkapan.

"Dalam hal bertemunya tindak pidana umum dan khusus, ada kedekatan emosiolnal, ada persamaan unsur umum dan khusus. Ada perbedaan signifikan yang menjadikan lex specialis, tentu yang diambil lex specialis," katanya.

Menurut Abdul, diambilnya delik khusus seperti perkara yang dialami Habib Rizieq untuk menjamin keadilan dan kemanfaatan.

"Ini untuk menjamin kepentingan hukum itu sendiri, keadilan, dan kemanfaatan yang adil," ujarnya.

Lebih jauh, Abdul mencontohkan, saat ada seseorang dijerat pidana khusus lalu ditahan menggunakan pidana umum, itu tak bisa dilakukan secara hukum.

Sebab, itu menyalahi aturan pidana khusus atau lex spesialis.

Abdul Chair berpendapat, penetapan tersangka tidak sah bila belum ada pemeriksaan terlebih dahulu terhadap calon tersangka.

Begitu juga dengan proses penangkapan terhadap tersangka dianggap tidak sah saat dia belum ditetapkan dahulu sebagai tersangka, kecuali dalam hal tertangkap tangan.

Hakim Suharno menegur ahli pidana yang dihadirkan kubu Habib Rizieq, Abdul Chair Ramadhan, dalam persidangan di PN Jakarta Selatan, Rabu (10/3)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News