Tinta di Jari

 Tinta di Jari
Dahlan Iskan.

"Mau saya kan memilih gambar gajah. Mengapa saya memijit tombol bunga," ujar Kumar dengan geramnya. Seperti disiarkan media di India. Yang videonya bisa dilihat di YouTube. Hanya video jari yang dibalut.

Pemilu di India sudah pakai elektronik. Pakai pijit tombol yang modern. Bukan coblos paku yang kuno.

Dosa salah pijit Kumar itu ia tebus dengan memotong ujung jari yang bertinta. Jari telunjuk. Tangan kiri.

Itulah ekspresi politik orang miskin di India. Tepatnya di Uttar Pradesh. Lebih tepatnya lagi orang termiskin.

Anda sudah tahu. Di India ada empat kasta. Yang terendah adalah sudra.

Namun orang seperti Kumar itu tidak punya kasta. Sering juga secara mengejek disebut kasta kelima. Lebih tepatnya: tidak pantas masuk kasta. Yang terendah sekali pun.

Di India kelompok seperti Kumar itu disebut kaum Dalit. Arti Dalit sebenarnya baik: kaum mayoritas. Tapi secara politik mereka sangat minoritas.

Dulu sempat punya 21 wakil di parlemen pusat. Dalam pemilu 2014 lalu tidak satu kursi pun didapat.

Pemuda itu marah. Setiap kali melihat tinta di ujung jarinya. Marah pada dirinya sendiri. Mengapa tadi salah pilih?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News