Tinta di Jari

 Tinta di Jari
Dahlan Iskan.

Keberadaan Dalit sebenarnya diakui di konstitusi India. Namun sistem kasta di sana membuat posisi politik Dalit sangat terpinggirkan.

Tahun 1980-an kesadaran politik mereka bangkit. Mendirikan partai: Bahujan Samaj (BS).

Namun, eksisnya hanya di beberapa negara bagian utara. Khususnya Uttar Pradesh. Boleh dikata BS tidak pernah bisa menjadi partai nasional.

Kejayaannya terjadi saat BS  dipimpin seorang wanita bujangan: Mayawati. Dia lahir (1956) dari keluarga Dalit. Sangat memahami penderitaan wong cilik.

Simbol-simbol minoritas jadi bahan kampanyenya. Termasuk kesederhanaan Buddha. Yang jadi pilihan agamanya. Sekalian sebagai antitesa terhadap dominasi Hindu di sana.

Begitu dipuja Mayawati ini. Gelar pun silih berganti: Keajaiban Demokrasi, Iron Lady, Sang Buddha Wanita.

BS pun berhasil menjadi partai terbesar di Uttar Pradesh. Mayawati jadi perdana menteri negara bagian itu. Yang penduduknya 205 juta itu.

Namun secara nasional Mayawati dimusuhi. Beberapa kali dia di puncak kekuasaan. Selalu saja dijatuhkan. Dengan tuduhan korupsi, tetapi selalu tidak terbukti.

Pemuda itu marah. Setiap kali melihat tinta di ujung jarinya. Marah pada dirinya sendiri. Mengapa tadi salah pilih?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News